PUISI TENTANG KEMATIAN

Hari ini kematian kembali menyapa,
Lewat kepergian tiba-tiba seorang teman lama.
Apa kabarmu, katanya?
Masihkah kau merisaukan dunia,
sementara kau tahu aku teman yang paling setia.

Hari-hari ini kematian seringkali menyapa
Berpapasan lewat kabar duka kerabat,
kenalan, keluarga jauh yang pergi tiba-tiba.
Duhai, kurasa aku terlalu abai padamu,
Kau tahu aku terlalu takut mendekatimu.

Itu karena kau tak mengenalku,
Kematian tertawa.
Kau terlalu tergantung pada dunia,
Padahal kau tahu, besok bisa saja giliranmu tiba.

Kau menangisi kedatanganku,
Besok lusa kau akan ditangisi karena pergi bersamaku.

Bukankah hidup itu seperti ini saja,
Pergi dan ditinggal pergi?
Lalu kenapa kau risau karenanya?

Hari ini kematian kembali datang menyapa,
Dan aku tidak tahu, apakah aku sudah cukup belajar dari kedatangannya?

Similar Posts

  • MENCARI TERANG DI DALAM GELAP

    Puisi ini terlintas di suatu malam menjelang dini hari saat sulit terlelap, di tahun 2018 lalu. Tiba-tiba saya menyadari isi kepala saya penuh dan riuh sekali. Terlalu banyak ingin, percakapan, pertanyaan, lintasan pikiran yang kadang sulit dikendalikan. Kesadaran ini datang tiba-tiba dan merupakan salah satu hal yang saya sangat syukuri. Sejak saat itu, saya mulai…

  • | | |

    FATAMORGANA

    Dan kamu tahu, Ratusan purnama berlalu, Ribuan cahaya datang dan pergi. Apakah dia meninggalkan jejak yang sama? Atau setidaknya menghapus luka? Kesedihan, gembira, duka, lara. Semua tipu daya. Sakit, senang, luka, dan nyaris binasa. Semua itu fatamorgana. Dia hanya semu belaka. Jadi harusnya kukembalikan lagi saja padaMu, Untuk dibuang habis.

  • |

    KEPADA-MU

    Bolehkah aku menemuiMu lagi, Setelah lepas hari kemarin, Saat langit masih terang, dan laut belumlah pasang. Bolehkah aku menemuiMu lagi, Mengeja asmaMu dengan sungguh-sungguh, Merapal doa sepenuh hati, MemintaMu menemani lagi kali ini. Ah aku malu menengadahkan muka, Meski kutahu Kau kan selalu menyambutku dengan sumringah, Rinduku kadang hanya saat pasang, Yang hilang saat terang….

  • | |

    BERUNTUNG

    Keberuntungan terbesar adalah ketika Dia menunjuki kesalahan-kesalahanmu dan membuatmu bertobat karenanya. Ketika istighfarmu berbunyi, dan permohonan ampunanmu benar-benar terasa sampai ke jiwa. Di titik itu, akhirnya kau benar-benar bisa memahami apa artinya ‘Tunjuki aku jalan yang lurus’. Tak sekedar ucapan tanpa makna,yang berulang dilantunkan, 17 kali sehari, seperti mantra. Berulang, namun sepi dari rasa.

  • TENTANG LAUT

    Laut dan saya adalah teman lama. Dibesarkan di daerah pinggir pantai, laut bukanlah tempat asing. Kepadanya saya sering berlari mengadukan lara hati. Sejak kecil, dia adalah tempat saya bermain. Mengejar kepiting kecil di pinggir pantai, mengumpulkan kerang2 yang terdampar, seraya mencari tahu nama hewan atau tumbuhan lainnya yang saya temukan di pinggirannya. Laut dan saya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *