| | |

BUNDA HAJAR

Masih ingat saat saya menulis status tentang Siti Hajar, saat idul adha 11 tahun lalu. Saat itu saya begitu terkesan dengan ketaqwaan Bunda Hajar pada Allah Ta’ala. Kisah perjuangannya diabadikan dalam ibadah haji dan dari keturunannya lah lahir Sang Nabi Terakhir.

Saya terkesan dengan ketaatannya dalam mengikuti petunjuk, keberserahdirian dan imannya yang luar biasa kepada Allah Ta’ala. Rela ditinggal sendiri di tengah gurun dengan seorang anak yang masih bayi. Jika bukan karena iman yang kuat padaNya, rasanya tidak mungkin seseorang begitu teguh dan berani menjalani sesuatu yang terlihat kejam dan mustahil. Begitu percaya bahwa Allah akan melindungi, dan setiap pengaturanNya adalah baik.

11 tahun kemudian, kekaguman saya padanya menguatkan saya utk menjalani takdir yang tidak mudah. Saya diingatkan kembali pada ini, setiap kali ingin mengeluh di dalam hati. Keberserahdirian tidak didapat dengan rasa nyaman, dia didapat dari perjuangan melalui takdir yang mungkin sulit.

Bahwa ada Dia dalam setiap perjalanan, ada kemudahan dibalik kesulitan, ada pertolongan dalam setiap kesukaran. Bahwa Dia ada, melihat, dan menginginkan saya percaya pada pengaturanNya, 100% tanpa keraguan. Sehingga saya benar-benar bisa bersaksi, ‘alastu birabbikum? Iya, Dia Tuhanku, pelindungku dan penjaga dalam setiap urusan.

Similar Posts

  • CINTA

    Kata-kata paling romantis yang saya dengar belakangan ini adalah: “ketika kamu sedang mengingat Allah, maka sesungguhnya Dia pun sedang ingat kepadamu.” Tidak ada cinta yang bertepuk sebelah tangan dan tak berbalas, bila bersamaNya. Indah bukan?

  • | | |

    CERITA DARI TANAH PAPUA (1): MENEMUKAN KEMBALI MAKNA PEKERJAAN

    Ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di tanah Papua, pulau paling timur Indonesia. Awalnya aku tidak terlalu excited untuk berangkat—mungkin karena faktor usia, atau karena terlalu sering bepergian belakangan ini, membuatku kehilangan semangat untuk menjelajah. Ditambah lagi, kenyataan bahwa kepergian ke Tanah Papua ini akan sangat menyita stamina fisik, karena waktu kunjungan yang sangat padat….

  • | |

    RAMADHAN SAYA

    Saya dibesarkan di sebuah perkampungan padat penduduk dengan aktivitas keagamaan yang cukup intens. Saat kecil, Ramadhan adalah bulan yang paling saya nantikan. Puncak kegiatan keagamaan di lingkungan ini berlangsung sepanjang Ramadhan hingga beberapa hari setelah Idul Fitri. Lingkungan tempat saya tinggal dipenuhi beragam kegiatan, yang diikuti baik oleh orang tua maupun anak-anak. Suasananya mirip ‘Pesta…

  • | |

    CERITA KITA

    Cerita kita singkat saja, Sayang Tak lebih dari dua kepalan. Saat kau asyik menghitung ruasnya, Tak terasa kita tiba di tepian. Cerita kita singkat saja, Sayang Hanya dua kali kedatangan Tuan. Saat kelahiran dan kematian, Diantaranya kita berkelindan dalam kehidupan. Cerita kita singkat saja, Sayang. Cepatlah berbenah, Sebentar lagi waktunya pulang.

  • TIDUR

    Kemarin saya kesulitan untuk tidur. Suatu hal yang tidak biasa untuk saya yang terbiasa tidur teratur, dan jarang sekali begadang. Entah bagaimana, hingga pukul 1 pagi, mata saya yang sudah dipaksa terpejam, tidak juga terlelap. Saya pikir hal ini terjadi karena saya tidur siang cukup panjang. Namun ketika dipikir-pikir lagi, sepertinya bukan itu. Saya kemudian…

  • | |

    Memaafkan Diri Sendiri

    Beberapa hari ini saya menyelesaikan serial baru di Netflix yang sedang booming: Gadis Kretek. Terlepas dari kontroversi tentang serial ini, saya mendapatkan beberapa pelajaran terkait perjalanan hidup manusia, yang menjadi ketertarikan saya belakangan ini. Series ini mengisahkan tentang kisah cinta Soeraja dan Dasiyah, yang dilatarbelakangi tragedi 65 dan juga perkembangan industri kretek di tanah air….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *