RUTINITAS
Sabtu adalah jadwal rutin saya mencuci pakaian yang tidak diserahkan ke laundry, dan membersihkan tempat tinggal. Setiap Sabtu saya biasanya turun ke layanan self laundry di lantai bawah, setelah cleaning day dengan anak-anak. Hal ini biasanya berlangsung hampir tiap minggu sehingga terasa berjalan seperti otomatis. Setelah ini, melakukan ini, lalu melakukan itu.
Minggu lalu, saat tengah memasukkan cucian ke dalam mesin cuci, tiba-tiba saya tersadar, betapa mudahnya kita terjebak dalam rutinitas. Bekerja dari Senin hingga Jumat, cleaning day di hari Sabtu, lalu menikmati hari libur sepenuhnya di hari Minggu. Kadang kala diselingi dengan acara-acara tertentu di antaranya. Begitu terus berulang, dari Senin ketemu Jumat, menunggu Minggu, lalu bertemu dengan Senin lagi. Repeat.
Lalu waktu berjalan begitu saja tanpa dipahami, untuk apa sebenarnya keberadaan di dunia ini. Sesekali ketika diterpa badai, kita merenung, diam sebentar, setelahnya kerap kali terjebak dalam hal yang sama, melupakan pertanyaan yang sempat muncul ke permukaan.
Untuk apa sebenarnya keberadaan kita di dunia ini? Apakah sesederhana bekerja, beranak pinak, mencapai ini itu, lalu mati? Ya bolehlah sesekali diselingi dengan aktivitas sosial atau berkarya di masyarakat yang mengundang decak kagum. Tapi apakah sesimple itu saja? Seragam untuk semua orang? Rasanya terlalu umum dan general sekali.
Siapa kita, untuk apa kita berada di dunia? Sebuah pertanyaan besar yang nyalanya semoga tetap terjaga hingga kita mati. Semoga kita temukan jawabannya, sebelum kita pergi dari dunia ini. Semoga Dia berkenan memperkenalkan diri kita kembali, pada diri kita sendiri. Suatu hari nanti.