PERSISTENSI

Seorang sahabat berkomentar bahwa saya seorang yang persisten. Bertahun-tahun yang lalu saat saya bertanya pada sahabat yang lain, komentar yang sama juga saya dapatkan. Saya seorang yang keras kemauannya jika menginginkan sesuatu. Saya akan mengejarnya hingga dapat, bahkan kadang tanpa menghiraukan banyak hal di sekeliling.

Apakah itu buruk? Saat ini saya menyadari bahwa persistensi tanpa tuntunan, sungguh merupakan kesalahan. Keinginan yang menggebu-gebu tanpa bertanya padaNya, apakah ini yang Dia mau, betul-betul sebuah kerugian. Apalagi ditambah doa yang sedikit memaksa, agar Dia mengabulkannya. Hanya sebuah tanda matinya hati.

Bukan persistensinya yang salah sebenarnya, namun mengikuti apa yang dimau -ambisi, hasrat, angan-angan, dengan buta- saya yakini kemudian sebuah kerugian besar.

Tidak bertanya sejenak atau merenung, apakah ini yang terbaik, untuk lahir dan batin saya? Tidak sepenuhnya memohon padaNya dengan mengakui seluruh kelemahan, untuk dipilihkan, untuk dituntun. Mengandalkan diri sendiri berdasarkan akal pikiran ragawi, yang besok saja tidak tahu apa yang akan terjadi. Playing God, kalau istilah seorang teman.

Persisten penting sekali dalam menjalankan apa yang Dia inginkan. Jika sebuah urusan datang, dan tahu itu dariNya, kita wajib persisten menjalaninya. Apakah itu mudah? Gak sama sekali. Terlebih lagi kadang kala apa yang Dia mau, gak sejalan dengan apa yang kita mau. Betul-betul butuh pertolonganNya agar bisa persisten mengerjakannya.

Semoga saat ini sikap persisten dan kuat kemauan ini, tidak luntur, namun terarah dalam jalanNya. Dalam keinginanNya. Sehingga bisa jadi sebenar-benar hamba yang dikehendakiNya.

Amin…

Similar Posts

  • | | |

    FATAMORGANA

    Dan kamu tahu, Ratusan purnama berlalu, Ribuan cahaya datang dan pergi. Apakah dia meninggalkan jejak yang sama? Atau setidaknya menghapus luka? Kesedihan, gembira, duka, lara. Semua tipu daya. Sakit, senang, luka, dan nyaris binasa. Semua itu fatamorgana. Dia hanya semu belaka. Jadi harusnya kukembalikan lagi saja padaMu, Untuk dibuang habis.

  • |

    Short Trip To Batam

    Ini pertama kalinya saya datang ke Batam. Pulau kecil dekat dengan Singapura ini mengingatkan saya pada trip bertahun-tahun lalu ke Tanjung Pinang. Konturnya mirip, berbukit-bukit naik turun, dengan pemandangan laut di sekitarnya. Kota Batam cukup padat dengan pemandangan gedung pencakar langit di beberapa tempat. Datang sudah menjelang malam, kami menyempatkan diri untuk menikmati suasana malam…

  • | | |

    PILIHAN HIDUP

    Hidup itu adalah rangkaian konsekuensi dari pilihan yang kita ambil. Dulu saya sangat percaya dengan kalimat ini. Tapi sekarang, saya menyakini, bagi orang beriman pilihan hidupnya bukan dia yang menentukan. Ada Allah sebaik-baik pembuat pilihan. Berserah diri pada hakikatnya menyerahkan pilihan ini padaNya. Melalui doa, istikharah, munajat panjang, pengambilan keputusan tidak lagi berdasarkan akal semata….

  • DELAY

    Beberapa waktu ini saya sedang sering melakukan perjalanan keluar kota dengan pesawat udara. Perjalanan ke kota yang berbeda-beda ini dalam rangka tugas kantor, dengan menggunakan maskapai yang berbeda-beda. Sekali waktu saya menggunakan B*tik, lalu Sup*rjet dan juga Cityl*nk. Ada satu hal yang saya sadari hampir seragam saat saya menggunakan pesawat udara, yaitu perkara keterlambatan penerbangan….

  • | |

    SEORANG PEMUDA DAN MOBIL MOGOK: SEBUAH KISAH KEBAIKAN HATI

    Kamis sore, seperti biasa aku pulang dari kantor setelah seharian bekerja. Sore itu aku menggunakan taksi online yang kupesan setelah suami mengantarkanku ke titik jemput seperti biasanya. Hari itu bukan jadwalnya bermalam di rumahku, jadi aku akan pulang sendiri seperti biasa. Perjalanan lancar sejak kami berangkat hingga turun di pintu tol terdekat dari rumahku. Hari…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *