TITIK BALIK
Sekitar tahun 2009/2010 saya merasakan kegalauan yg amat sangat dalam hidup. Perasaan kekosongan yang aneh, di tengah ambisi saya mengejar dunia. Tiba-tiba saja saya merasa lelah, dan bertanya-tanya utk apa semuanya.
Saya bekerja mencari uang, ingin punya rumah yg lebih besar, kendaraan yang lebih bagus, menyekolahkan anak di tempat terbaik, dll. Saya bekerja keras di hari kerja dan bersenang-senang di akhir pekan, menghabiskan sisa uang yang ada. Begitu saja berulang-ulang. Mekanistik dan repetitif. Saya bertanya-tanya, jika semua sudah terpenuhi, lalu apa?
Dalam kegalauan, saya bercerita pada seorang teman, yang kemudian bertanya bagaimana kualitas sholat saya? Waktu itu saya agak kaget, merasa tersinggung, tapi menyadari kemudian bahwa dia benar. Saya sholat, tapi alakadarnya, seperti org ‘mabuk’. Saya lalu mencoba melakukan apa yg disarankan, menata kembali sholat saya.
Lalu tiba-tiba terbersit permintaan pada Tuhan, untuk dipertemukan dengan seseorang yang bisa menuntun saya padaNya. Permintaan yg hadir begitu saja, tanpa benar-benar saya pahami kenapa.
Tak lama berselang ujian besar datang menghampiri. Saya babak belur. Semua yang dimiliki rasanya percuma saja. Di titik ini, saya dipertemukan Allah dengan seorang sufi, lewat permintaan ‘kadaluarsa’ pada seorg teman, untuk ikut pengajiannya, setelah tawaran sekian tahun yang saya lewatkan.
Tadinya saya pikir pengajian ini akan sama saja dgn yang lain. Bagaimanapun saya pernah berada di posisi sangat taat (dalam arti lahiriah), namun kajian yg saya ikuti tidak menjawab pertanyaan, sehingga saya memutuskan keluar dari jama’ah.
Saya mencari seorang Guru.
Benar-benar Guru.
Kali pertama saya ikut kajian, saya terkesan. Banyak pertanyaan saya terjawab. Waktu itu saya belum bertemu Beliau, hanya bertemu mentor yg me-reframe ulang apa yang saya pahami selama ini. Tentang Ad-Diin, taubat, petunjuk, untuk apa kita diciptakan, surga neraka, kenapa ada aturan syariat tertentu dan lain-lain.
Saya mengikuti kajian dengan intens, tanpa pernah bertanya ini kelompok pengajian apa. Saya rasa itu skenario Allah, karena saya yang keras kepala dan penuh prasangka ini pasti kabur duluan, kalau tahu kajian yang saya ikuti adalah tasawuf dan sebuah thariqat .
Sampai akhirnya saya bertemu dengan beliau. Entah bagaimana, saya tahu ketika pertama melihatnya, beliau adalah orang yang saya cari. Org yang akan menuntun saya untuk kembali.
Sang Guru, yang saya minta dalam doa-doa saya itu.