| | |

TANGGUNG JAWAB

Beberapa hari ini kami dibingungkan oleh pakaian-pakaian kami yang dihilangkan oleh pihak laundry. Saya memang menggunakan jasa laundry kilo untuk meringankan pekerjaan domestik sehari-hari. Minggu lalu, ketika saya menghitung jumlah pakaian yang dikembalikan, saya agak kaget karena selisihnya hingga 10 potong pakaian. Saya juga tidak tahu persis apa saja, karena masih harus mengecek satu persatu pakaian yang ada, dan itu membutuhkan waktu tersendiri.

Pihak laundry sendiri menunjukkan itikad yang sangat baik saat saya melaporkan tentang jumlah pakaian yang tidak sesuai ini. Mereka bersedia mengecek ulang dan bahkan menawarkan untuk mengganti pakaian yang hilang dengan uang. Saya sendiri masih berharap pakaian-pakaian tersebut kembali, karena sejujurnya tidak tega membayangkan gaji karyawan-karyawan ini akan dipotong untuk ganti rugi.

Saya memutuskan untuk menunggu saja dan meminta pihak laundry untuk mengecek kembali. Saya agak yakin pakaian-pakaian tersebut terselip di suatu tempat, atau salah memberikan kantong pada customer lain karena jumlahnya cukup banyak. Tidak mungkin rasanya 10 potong pakaian terselip di antara pakaian lain customer. Kemungkinan mereka salah memberikan kantong laundry kepada orang lain.

Hari ini saya mendapatkan kabar bahwa pakaian-pakaian tersebut berhasil ditemukan. Alhamdulillah, utuh dan lengkap. Pihak laundry sepertinya berusaha dengan keras memperbaiki kesalahannya. Hal ini menimbulkan perasaan respek pada diri saya, karena sikap mereka yang tidak defensif dan bersedia bertanggung jawab atas kesalahannya.

Singkat cerita pakaian-pakaian ini akan diantarkan kembali hari ini. Saat anak saya bertanya apakah kami akan menitipkan cucian kami kembali pada mereka? Saya menjawab ‘iya, tentu saja. Kita harus menghargai sikap bertanggung jawab mereka. Orang bisa saja melakukan kesalahan, namun bagaimana mereka berusaha memperbaikinya, itu yang paling penting.’ Berbuat salah itu wajar, siapa sih yang bebas dari kesalahan. Menunjukkan tanggung jawab dengan tidak defensif menyalahkan customer (saya pernah mengalami kejadian serupa sebelumnya dan balik disalahkan), bahkan bersedia mengganti, benar-benar suatu sikap yang harus dihargai.

Tiba-tiba saya merasa Allah pun mungkin demikian memandang kita ya. Saat kita melakukan kesalahan, Dia mungkin akan sangat mengerti. Jika kita saja bisa sangat menghargai sikap bertanggung jawab memperbaiki kesalahan, apalagi Dia Ta’ala yang Maha Pengampun. Selama kita sungguh-sungguh, insyaAllah Dia akan mengampuni. Pertanyaannya memang, seberapa sungguh-sungguh kita dalam memperbaiki diri?

-Sebuah catatan lama, saya share kembali. Semoga bermanfaat.-

Similar Posts

  • | |

    Rezeki

    Teman saya, tadinya seorang single parent, sempat terjerumus dalam hutang yang cukup besar jumlahnya. Sebagai seorang single fighter yang membesarkan anak-anak dengan nyaris tanpa dukungan finansial dari mantan suami, posisinya menjadi sangat rentan karena harus berjuang seorang diri. Kesempatan apapun yang datang, yang sekiranya dapat menambah penghasilan, atau terlihat seperti peluang besar, nyaris tidak pernah…

  • | | |

    MINDFULNESS

    Belakangan ini sedang banyak himbauan utk hidup berkesadaran. Mindfulness. Gak cuma sekelewatan, namun juga dihayati, dipahami, dirasakan, sedang apa, buat apa, lahir batin. Namun buat saya belakangan hidup berkesadaran itu erat sekali dengan dzikrul maut. Gak hanya menghayati apa yang dilakukan, sadar kondisi per hari ini, tapi juga sadar penuh bahwa bisa jadi itu adalah…

  • | | |

    Mendengarkan Dengan Hati

    Beberapa hari lalu saya melakukan presentasi training di depan klien secara online. Hal yang rutin sebenarnya, bertemu klien, mendengarkan kebutuhannya dan kemudian menyiapkan produk training yang sesuai dengan kebutuhannya ini. Setelah saya melakukan presentasi, PIC klien yang merupakan top manajemen di perusahaan ini mulai menjelaskan situasinya. Beliau dahulunya berkarir di perusahaan besar, dimana learning culture-nya…

  • KESULITAN

    Dalam sesi-sesi percakapan dengan beberapa teman yang sedang menjalani ujian hidupnya masing-masing, saya menemukan bagaimana seseorang tumbuh dalam kesulitan. Menjadi pribadi yang lebih tenang, humble, lebih welas asih pada orang lain. Saya juga melihat tumbuhnya empati yang besar, ketidakinginan lagi mengurusi dan menilai hidup orang lain. Kesulitan hidup tampaknya berhasil mentransformasi teman-teman saya, atau mgkn…

  • | |

    TEMAN

    Kadang saya pikir, seseorang terus melakukan kebiasaan buruk simply karena mereka gak tahu bagaimana cara mengubahnya, atau gak punya contoh untuk berlaku sebaliknya. Seseorang yang hobi marah, reaktif, ya mungkin karena model di sekitarnya begitu, sehingga merasa gak ada yang salah dengan itu, sampai kemudian menemukan lingkungan/orang yang berperilaku sebaliknya. Seseorang yang mungkin pola hidupnya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *