MEMBACA PETUNJUK
Pernahkah memohon padaNya utk memilihkan apa yang terbaik untukmu? Seringkali hati sedemikian gelapnya, sehingga tidak tahu jalan mana yang harus ditempuh. Bahkan mgkn seringkali lupa memohon petunjukNya dulu, dalam hal apapun.
Seorang mukmin, org yang bertaqwa, hidupnya sangatlah tertuntun. Apa yg dilakukannya, selalu dalam koridor petunjuk Allah Ta’ala. Bahkan utk keputusan sekecil apapun, mau kemana hari ini, mau apa hari ini, selalu diawali dengan Bismillah. Tentu tidak mudah, krn butuh hati yang tenang, muthmainnah, utk bisa memahami apa yang Dia mau.
Butuh hati yang lapang, bukan yg selalu bergejolak setiap dihadirkan sesuatu. Butuh hati yg tidak lagi dijajah hawa nafsu, utk bisa melakukan kehendakNya. Setiap kali ujian hadir, hanyalah cermin utk memperlihatkan kondisi hati kita sebenarnya. Dan saya harus akui, saya lebih banyak cemasnya, galaunya, gelisahnya, ketika sebuah masalah datang.
Saya masih sering terombang ambing terbawa emosi, entah itu marah, riang, takut, sedih, atau yang lain. Masih banyak kehendak dan ingin yang berlebihan, sehingga kadang terkesan memaksa Tuhan utk mengabulkannya. Apa gak boleh punya kehendak? Boleh, tapi tidak boleh melampaui batas dan selalu diusahakan selaras dengan kehendakNya.
Apa gak boleh merasakan emosi? Bukan manusia dong…ya bolehlah, yang gak boleh membiarkan emosi (dalam arti luas, bukan cm marah) mengendalikan kita. Gimana caranya kita tahu bahwa sudah berlebihan atau dikendalikan kehendak atau emosi? Pada titik tertentu, ketika hati lebih terang, kita akan merasakannya.
Sejalan dengan waktu, saya akhirnya belajar, bertumbuh sehat secara psikologis itu, sangat tergantung dengan koneksi kita denganNya. Mengusahakan utk sehat mental dgn usaha duniawi, tentu baik, bagian dari jihad. Namun, apakah akan disematkan jadi sifat olehNya? Itu adalah hadiah, pemberian krn Dia ridho pada kita.
Saya ini pencemas dan selalu berjuang keras mengatasi kecemasan saya, dgn segala teknik relaksasi, CBT, dll. Namun, pada momen tertentu, ketika Dia sdg bermurah hati menganugerahi ketenangan, rasa cemas hilang seketika, karena yakin padaNya. Masih terus berjuang sih, krn jelas saya masih jauh dari kata taqwa. Tapi setidaknya, semoga di penghujung usia, Dia berkenan mengkaruniai derajat yang tinggi ini.