MAKNA HIDUP
Duluu.. Saya penuh pertanyaan spt ini. Untuk apa mengabdi? Apa itu mengabdi? Apa itu menjadi khalifah? Setiap org pemimpin, katanya, minimal pemimpin utk diri sendiri. Masa iya? Pemimpin yang seperti apa? Masa sama dan seragam, utk miliaran org di dunia ini? Masa tidak ada yang spesifik, yang khas untuk kita? Kalau semua pemimpin, siapa dong pengikutnya? Buat saya itu pernyataan yang kurang masuk akal.
Bertahun-tahun saya bertanya, merasa frustrasi dan sempat berhenti. Di satu titik saya pernah berpikir, saya terlalu banyak pertanyaan dan akhirnya memutuskan untuk menjalani saja hidup ini, jadi org baik, tidak menganggu orang lain. That’s it. Itu cukup. Namun kemudian kegelisahan datang lagi dan lagi.
Untuk apa hidup? Masa sesimpel bekerja utk keluarga (atau lebih luas, untuk umat), utk kehidupan yg lebih layak (dlm arti punya pekerjaan, tempat tinggal, menyekolahkan anak di tempat yang baik dan bersedekah), lalu mati? Kali ini saya memutuskan untuk mencari.
Qadarullah Allah mempertemukan Saya dengan seorang ulama, setelah satu peristiwa yang mengguncangkan batin. Satu persatu pertanyaan saya dijawab beliau dengan membuka Al Quran. Iya, Al Quran yg tetap saya baca, namun ternyata tidak saya pahami sama sekali.
Saya ingat, ayat pertama di surat Al Baqarah jelas menunjukkan posisi saya di mata Tuhan.
“Alif Lam Miim.. Itu kitab, tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang yang bertakwa”.
Saya tidak mengerti makna Alif Laam Miimm.. Fixed : saya belumlah menyandang predikat orang yang bertaqwa.
Satu persatu penjabaran Al-Quran tentang tujuan penciptaan manusia terjelaskan. Tentang struktur insan, tujuan penciptaan (misi hidup), tujuan ibadah, tentang ujian sebagai sarana membersihkan jiwa, tentang perjalanan kembali menujuNya, yang dirangkum dengan indah dalam Al-Quran, lewat kisah para nabi.
Perjalanan yang tidak mudah, karena sejatinya memahami makna berserah diri (islam) berarti harus mengalami apa itu berserah diri. Saya mulai belajar membaca kitab diri, dengan panduan kitabullah (Al-Quran). Belajar memahami hubungan satu peristiwa dengan peristiwa yg lain, mulai melakukan kontemplasi, dan menyadari saya selama ini bisu-tuli-buta. Saya yang sok tahu, ternyata tidak tahu apa-apa. Saya mulai berniat utk benar-benar berserah diri, yang disambutNya kemudian dengan serentetan pengaturan yang kadangkala membingungkan dan terasa berat di hati.
Salah satu nasihat guru saya yang sekarang saya pegang teguh, kita dimudahkan untuk hal kita diciptakan, semua rangkaian peristiwa dalam hidup pasti menuntun kita ke sana, jika kita tidak tuli, bisu dan buta. Tidak ada yang sia-sia. Semoga hawa nafsu kita ditundukkanNya dan mata hati kita dibukakanNya, sehingga kita bisa memahami tujuan keberadaan kita di dunia ini. Spesifik untuk kita sendiri, sebelum kita kembali.
Selamat berjalan dan menemukan diri sejati.
#repost
#catatanulang