KESULITAN
Dalam sesi-sesi percakapan dengan beberapa teman yang sedang menjalani ujian hidupnya masing-masing, saya menemukan bagaimana seseorang tumbuh dalam kesulitan. Menjadi pribadi yang lebih tenang, humble, lebih welas asih pada orang lain. Saya juga melihat tumbuhnya empati yang besar, ketidakinginan lagi mengurusi dan menilai hidup orang lain.
Kesulitan hidup tampaknya berhasil mentransformasi teman-teman saya, atau mgkn bahkan diri saya sendiri. Bentuknya beragam, mulai dari pasangan, anak, ekonomi, penyakit dan lain sebagainya. Apapun bentuknya, yang jelas saya melihat kedekatan yang makin intens antara sahabat-sahabat saya ini dengan penciptaNya, yang kemudian termanifestasi dalam perilakunya.
Melihat ini saya jadi bertanya-tanya, lebih baik mana kesenangan yang melalaikan, atau ujian yg membuat org bertransformasi seperti ini? Kadang kala kita sering merasa kasihan terhadap jalan cerita hidup seseorang, terasa tragis, padahal kita tidak tahu ada kebaikan apa di dalamnya.
Kita menggunakan kaca mata ‘hawa nafsu’ untuk mengukur kebaikan dan keburukan bagi diri seseorang. Merasa beruntung karena tidak melalui hal demikian, padahal mungkin saja kemudahan tidak membuat kita lebih dekat denganNya.
Selamat menjemput Ramadhan teman-teman. Selamat berdiam, hening, dan belajar menahan diri. Semoga kepayahan menjalani ibadah puasa dan menahan hawa nafsu, menjadikan kita dianugerahiNya gelar taqwa.
Amin ya Rabbal ‘Alamin…