CERITA KITA

Cerita kita singkat saja, Sayang

Tak lebih dari dua kepalan.

Saat kau asyik menghitung ruasnya,

Tak terasa kita tiba di tepian.

Cerita kita singkat saja, Sayang

Hanya dua kali kedatangan Tuan.

Saat kelahiran dan kematian,

Diantaranya kita berkelindan dalam kehidupan.

Cerita kita singkat saja, Sayang.

Cepatlah berbenah,

Sebentar lagi waktunya pulang.

BERUNTUNG

Keberuntungan terbesar adalah ketika Dia menunjuki kesalahan-kesalahanmu dan membuatmu bertobat karenanya.

Ketika istighfarmu berbunyi, dan permohonan ampunanmu benar-benar terasa sampai ke jiwa.

Di titik itu, akhirnya kau benar-benar bisa memahami apa artinya ‘Tunjuki aku jalan yang lurus’.

Tak sekedar ucapan tanpa makna,yang berulang dilantunkan, 17 kali sehari, seperti mantra.

Berulang, namun sepi dari rasa.

JALAN PULANG

Jalan setapak yang hanya untuk kita.

Mungkin mendaki, melelahkan, menyusahkan.

Mungkin tak indah, tak gemerlap, tak terlihat.

Namun,

jalan itu membawa kita ke sana.

Ke tempat yang paling dirindukan.

Tempat asalnya dirimu, jiwamu.

Kampung halaman.

Dimana setiap jiwa akan kembali.

Bertemu denganNya lagi.

AWAN

Seperti awan-awan yang mengambang di angkasa,

kau kira bisa kau genggam dan kau bawa pulang.

Seperti itulah hidup yang kau pikir bisa kau kendalikan,

sementara dia perlahan-lahan keluar dari genggamanmu.

Hidup memang serapuh itu, kawan.

Lalu pada siapa kau letakkan genggaman tanganmu?

PUISI TENTANG KEMATIAN

Hari ini kematian kembali menyapa,
Lewat kepergian tiba-tiba seorang teman lama.
Apa kabarmu, katanya?
Masihkah kau merisaukan dunia,
sementara kau tahu aku teman yang paling setia.

Hari-hari ini kematian seringkali menyapa
Berpapasan lewat kabar duka kerabat,
kenalan, keluarga jauh yang pergi tiba-tiba.
Duhai, kurasa aku terlalu abai padamu,
Kau tahu aku terlalu takut mendekatimu.

Itu karena kau tak mengenalku,
Kematian tertawa.
Kau terlalu tergantung pada dunia,
Padahal kau tahu, besok bisa saja giliranmu tiba.

Kau menangisi kedatanganku,
Besok lusa kau akan ditangisi karena pergi bersamaku.

Bukankah hidup itu seperti ini saja,
Pergi dan ditinggal pergi?
Lalu kenapa kau risau karenanya?

Hari ini kematian kembali datang menyapa,
Dan aku tidak tahu, apakah aku sudah cukup belajar dari kedatangannya?