BANDUNG
Bandung buat saya istimewa. Dia adalah penanda titik titik perjalanan.
Dua puluh tujuh tahun yang lalu, saya mengunjunginya pertama kali. Bersama beberapa orang sahabat putih abu-abu, menempuh lebih dari 24 jam perjalanan dari Bengkulu. Selepas ujian akhir nasional, sebelum kemudian memulai cerita hidup di Ibukota sekitarnya. Belajar hidup mandiri, terpisah jauh dari orang tua, sebulan lebih lamanya.
Lulus kuliah dia memanggil saya kembali menetap di sana. Fresh graduate yang baru siap bekerja, magang di salah satu klinik sebagai terapis anak berkebutuhan khusus. Kali ini lebih lama waktunya dibanding waktu tinggal sebelumnya.
Bandung buat saya juga titik balik, dimana saya bertemu dengan seorang sufi, dan kemudian berkomitmen menjadi muridnya hingga saat ini. Dia adalah tempat dimana sahabat-sahabat saya tinggal, bekerja, berkarya, belajar menemukan jati dirinya. Mencoba mengenali urusan yang Tuhan kirimkan khusus untuk dirinya di dunia ini.
Kemarin, dia memanggil saya kembali. Sebuah panggilan dari dalam hati, membuat saya datang kembali. Mudah-mudahan penanda baru dalam perjalanan batin saya. Seperti sebelum-sebelumnya, dia menjadi penanda perpindahan ke sebuah urusan yang baru. Semoga adalah urusan yang haqiqi.
Bandung selalu istimewa. Akankan dia kembali menjadi rumah kedua? Semoga saja. InsyaAllah.








