HATI YANG LAPANG

Sudirman Street View, Jakarta

Siang itu langit mendung, suara angin terdengar beberapa kali dari jendela apartemen yang aku tempati. Bag bug bag bug, menghantam melalui celah jendela yang tidak tertutup rapat.

Cuaca siang itu sepertinya tidak terlalu baik, tapi aku harus tetap keluar menyelesaikan urusan yang sudah lama tertunda. Kukemasi barang-barang dan memutuskan untuk berangkat ke area perkantoran, tidak jauh dari tempatku tinggal.

15 menit kemudian aku tiba di tujuan. Hembusan angin makin kuat saat aku menapakkan kaki di area luar perkantoran itu. Hembusan angin yang sepertinya akan mampu menerbangkan ku jika berdiri lebih lama di sana. Bergegas aku masuk, mencari tempat yang aman, berlindung di balik gedung pencakar langit itu.

Suara angin masih terdengar hingga ke dalam. Pohon berayun cukup kuat, melambai-lambai, bergerak ke kiri dan ke kanan mengikuti irama angin. Aku memutuskan untuk segera menyelesaikan urusan dan kembali pulang sebelum badai datang. Kurang lebih sejam kemudian semua urusan bisa kuselesaikan.

Ojek online yang kupesan datang. Bergegas aku naik dan kamipun berangkat. Perlahan kami meninggalkan area gedung pencakar langit yang tertutup, menuju jalanan yang cukup lebar dan lapang.

Ajaib. Hembusan angin kurasakan tidak sekuat sebelumnya. Suara berisiknya pun tidak lagi terdengar. Di area yang lebih luas ini tampaknya angin kehilangan tenaganya. Energinya menyebar luas dan melemah, tidak lagi semengerikan tadi.

Tiba-tiba aku paham, angin ini membawa sebuah pesan. Badai akan makin mengguncang kalau kita membiarkannya berada di dalam ruang hati yang sempit. Kekuatannya menjadi berkali lipat karena terperangkap. Kekuatan yang setiap saat bisa membuat kita terguncang dan terpelanting, kehilangan pijakan.

Siang itu sebenarnya aku berangkat dengan sisa-sisa kesal yang masih tersimpan di dada. Badai ini mengajarkanku bahwa dia tidak ada artinya jika hatiku lapang dan terang. Dan sekali lagi aku sadar, hatiku belum seluas itu.

Tapi setidaknya aku memahami dan tahu akan seperti apa doa akan aku tujukan di sisa hari ini.

Terimakasih Tuhan.

Similar Posts

  • | | |

    SIAPA YANG MENERUSKAN PERJALANAN?

    Tubuh manusia ini mirip mesin. Kata sebuah buku, ada masa-masa ausnya dan harus diganti. Pernah dengar ungkapan itu? Ya, tubuh kita ini seperti mesin canggih yang satu hari nanti akan berhenti, yang biasa kita sebut ‘mati’. Hal ini semakin saya rasakan dalam satu tahun belakangan. Saya harus menjalani dua kali operasi dan satu kali cedera…

  • | |

    JAMA’AH

    Domba yang sendirian akan lebih mudah diterkam serigala. Perumpamaan ini sering saya dengar dahulu, untuk menggambarkan pentingnya berada dalam sebuah jama’ah dalam beragama. Dahulu, saya yang cenderung didorong oleh motivasi internal dalam melakukan banyak hal, sering merasa kurang setuju dengan pernyataan ini. Buat saya waktu itu, kalau mau beribadah (dalam arti ritual syariat, berbuat baik)…

  • | | | |

    HAKIM

    Saya dibesarkan oleh ibu yang menerapkan strict parenting. Cenderung mengajarkan disiplin yang ketat dengan aturan-aturan yang tidak boleh dilanggar. Kontrol terhadap perilaku merupakan salah satu hal utama dalam pengasuhan ini. Hal yang mana di kemudian hari saya pahami membentuk sifat cenderung protes jika seseorang tidak bertindak seperti seharusnya. Saya jadi kurang dapat mentoleransi kesalahan orang…

  • | | |

    PILIHAN HIDUP

    Hidup itu adalah rangkaian konsekuensi dari pilihan yang kita ambil. Dulu saya sangat percaya dengan kalimat ini. Tapi sekarang, saya menyakini, bagi orang beriman pilihan hidupnya bukan dia yang menentukan. Ada Allah sebaik-baik pembuat pilihan. Berserah diri pada hakikatnya menyerahkan pilihan ini padaNya. Melalui doa, istikharah, munajat panjang, pengambilan keputusan tidak lagi berdasarkan akal semata….

  • | |

    PUTRI ARIANI

    Putri Ariani sedang viral dimana-mana. Saat menonton video nya di AGT, saya seperti jutaan orang lainnya, merinding. Suaranya luar biasa bagus, talenta bermusiknya juga luar biasa memukau. Melihat penampilan Putri dari YouTube, saya memperhatikan sosok kedua orang tuanya. Ayah yang mengantarkan ke panggung, sesekali memeluk, menyampaikan kata-kata yang menguatkan. Ibu yang berdiri di pinggir panggung….

  • | |

    CERITA SAHABAT

    Kemarin saya mendapatkan pembelajaran yang luar biasa dari cerita salah satu sahabat saya, ibu Lulu Lumi Dewi Sekarsasi ‘Lulu’ . Dia bercerita tentang pembongkaran makam salah satu kerabatnya, utk keperluan pemakaman kerabat yang lain. MasyaAllah, saat makam dibongkar, kondisi mayyit masih dalam keadaan utuh dan baik. Kain kafan dan tubuh tidak hancur, hanya di beberapa…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *