| | | | |

Perempuan dan Fitrah

Libur akhir tahun lalu aku menghabiskan waktu nyaris dua Minggu di rumah saja. Beberapa meeting direskedul, juga ada training yang ditunda pelaksanaannya, sehingga membuat libur akhir tahun ini benar-benar tanpa beban.

Selama nyaris dua Minggu itu aku menghabiskan waktu dengan beragam urusan domestik. Beberes rumah, menata rumah yang memang baru kutempati tahun lalu, memasak dan baking ala-ala dengan air fryer. Selain itu, libur juga kuhabiskan dengan hang out bersama beberapa teman. Ngafe, jalan ke mall, ngobrol ini itu sehingga tak terasa waktu berjalan cepat. Benar-benar no workload, no target, no meeting, and no stress 😆.

Satu hal yang kurasakan dari melakukan kegiatan domestik dan bertemu teman ini adalah refreshing. Merasakan kesegaran baru dan memunculkan sisi diri yang berbeda dari biasanya. Sepertinya fitrah Perempuanku kali ini bicara.

Dalam buku Beyond Mars & Venus, John Gray mengatakan saat ini perempuan terjun ke dunia kerja. Sisi maskulin mereka terasah. Mengambil keputusan, berkompetisi, menjadi sangat rasional dan sejenisnya, membuat produksi hormon testosteron mereka meningkat. Ini menekan hormon estrogen yang sebenarnya membantu mereka merelease stress. Sifat nurturing perempuan, menjaga, memelihara, merawat dan sejenisnya, mengeluarkan hormon ini dan menurunkan kadar stres.

Perempuan yang bekerja dan banyak beraktivitas di luar, sebaiknya menyeimbangkan kedua sisi ini. Mereka harus tetap mengeluarkan sisi perempuan-nya, untuk mengurangi kadar stres mereka. Mereka juga dianjurkan melakukan kegiatan sosial dengan teman perempuan, untuk meningkatkan kadar progesteron yg juga membantu mengurangi stres. Pendek kata, mengurangi kadar stres dengan menjaga keseimbangan hormon dengan kembali ke fitrah. Hal yang sama juga berlaku untuk laki-laki, harus melakukan hal-hal yang sifatnya maskulin, jika sudah banyak melakukan hal yang sifatnya feminine.

Demikian ternyata Allah mengatur tubuh kita untuk tetap pada fitrahnya. Menjaga keseimbangan hormon, pada akhirnya mengantarkan perempuan kembali pada tugas merawat dan menjaga. Menjadi perempuan seutuhnya apapun peran kita di luar sana.

No photo description available.

Similar Posts

  • KEBAIKAN KECIL

    Saat sedang perjalanan ke kantor, saya mendengarkan curhat driver taksi online yang saya tumpangi. Sepanjang perjalanan Pak driver ini bercerita bagaimana pandemi mengubah kehidupan ekonominya hingga harus terpisah dari keluarga utk mencari nafkah. Hidupnya berubah drastis, dari yang sebelumnya memiliki jabatan dan penghasilan yang cukup baik, hingga harus menjadi driver taksi online di kampung orang….

  • | |

    TENANGLAH JIWA

    Tenang tenanglah,sesuatu dalam dada.Diam diamlah,dengarkan suara dari jiwa. Kita terlalu sering menghampiri dunia,Dan mati tenggelam di dalamnya. Tenang tenanglah,Bersama yang hakiki di dalam sana.Nyalakan terangnya,Menjadi pelita dalam jiwa. Diam diamlah,Perhatikan kemana Tuhanmu membawa.

  • GRATEFUL MOMENT

    Belakangan ini saya sedang sering berhubungan dengan rumah sakit, utk treatment kaki saya yang terkena plantar fasciitis dan radang sendi di jari tangan. Jarak yang cukup jauh antara RS dan domisili, membuat saya kadang merasa kelelahan dengan proses pengobatannya. Akan tetapi, dibalik kelelahan ini ada sesuatu yang sangat saya syukuri. Kemarin sore, saat pulang dari…

  • | |

    Ujian dan Pelajaran

    Beberapa waktu ini, anak kedua saya menghadapi ujian akhir di sekolahnya. Sewajarnya anak yang sedang menghadapi ujian akhir sekolah, si kecil ini kadang terlihat stres, khawatir, dan perasaan tidak menyenangkan lainnya menjelang ujian. Salah satu cara saya menenangkannya adalah dengan mengatakan insyaAllah ujian ini ada tanggal berakhirnya, dan itu dia ketahui dengan pasti. Setelah tanggal…

  • | |

    MENINGKATKAN EFEKTIVITAS TRAINING DENGAN TRANSFORMATIVE LEARNING

    Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh klien kami saat presentasi pitching adalah mengenai efektivitas dari training. Seberapa jauh training yang diberikan dapat mengubah kemampuan peserta, seberapa bisa diterapkan dalam pekerjaan mereka? Apakah training ini akan mengubah mindset mereka, dan lain sebagainya. Berharap bahwa training mampu mengubah perilaku atau kemampuan seseorang dalam waktu singkat, tentu…

  • | |

    MENIKAH DAN SETENGAH AGAMA

    “Pernikahan sejatinya adalah untuk mengasah aspek batin. Karena itu (dia) disebut ‘setengah agama’.” Kata-kata ini muncul kembali dari postingan saya beberapa tahun lalu di FB dan membuat saya teringat satu pertanyaan yang diajukan seorang teman dulu, ‘kenapa menikah disebut setengah agama?’ Banyak orang berpikir, – saya dulu juga begitu-, pernikahan semata-mata urusan cinta. Aku cinta…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *