| |

KONTRAS

Awal bulan lalu grup renang yang saya ikuti mogok berenang sebagai bentuk protes karena air kolam yang belakangan sering kotor. Kami memang beramai-ramai menyewa kolam renang di hari tertentu dan membookingnya di awal bulan. Awal februari ini, grup ini memutuskan untuk tidak membooking seperti biasa sebelum air kolam kembali jernih. Alhamdulillah pemilik kolam cukup responsif menanggapi ini. Beberapa hari kemudian, pemilik mengabarkan bahwa air kolam sudah jernih kembali.

Saat pertama kali mencoba air kolam yang baru, saya cukup terkejut. Air terasa begitu jernih, bersih dan tidak lengket di badan. Sangat berbeda dari sebelumnya, dimana saya kesulitan melihat dasar kolam karena kondisi air yang kotor. Ajaibnya hal ini baru benar-benar saya sadari saat air kolam sudah berubah, menjadi sangat berbeda dari sebelumnya.

Tiba-tiba saya berpikir peristiwa air kolam ini seperti menggambarkan hidup sehari-hari. Ketika kita bergelimang dalam dosa/kesalahan atau ada dalam lingkungan yang kurang baik, kadang kala kita kurang menyadari seberapa buruk perbuatan atau lingkungan tersebut. Kesadaran baru tiba saat kita berada dalam situasi sebaliknya. Berada dalam kontrasnya. Semakin berbeda, semakin kita bisa melihat seberapa buruk dunia kita sebelumnya.

Begitu juga dengan kebiasaan-kebiasaan atau karakter buruk. Sesuatu yang sudah melekat, meskipun menganggu, bisa saja tidak lagi menganggu karena sudah jadi bagian dari ‘biasanya’. Perlu sesuatu yang kontras, kebalikannya, untuk bisa mendatangkan kesadaran seberapa buruknya.

Begitulah saya rasa kenapa Allah mengizinkan dosa terjadi, dan kemudian memperkenankan hambaNya bertaubat. Saat seorang hamba yang berdosa masuk ke dunia sebaliknya, dia bisa melihat betapa berbeda dunia sebelumnya. Dengan kontrasnya ini, saat ditarik mendekat pada cahaya, seorang hamba akan luar biasa bersyukur karena paham betapa gelap dunia sebelumnya. Kesadaran ini menguatkan tekad untuk tidak kembali ke situasi sebelumnya.

Hal yang sama yang saya rasakan saat diizinkanNya kembali (bertaubat). Alhamdulillah.

No photo description available.

Similar Posts

  • | | |

    SIAPA YANG MENERUSKAN PERJALANAN?

    Tubuh manusia ini mirip mesin. Kata sebuah buku, ada masa-masa ausnya dan harus diganti. Pernah dengar ungkapan itu? Ya, tubuh kita ini seperti mesin canggih yang satu hari nanti akan berhenti, yang biasa kita sebut ‘mati’. Hal ini semakin saya rasakan dalam satu tahun belakangan. Saya harus menjalani dua kali operasi dan satu kali cedera…

  • MELAMPAUI BATAS

    Ampunkanlah perilaku kami yang melampaui batas… Tiba-tiba ingat potongan ayat/doa tersebut. Makin ke sini saya merasa banyak sekali perilaku saya yang melampaui batas, yang tidak saya sadari. Belanja di luar kebutuhan, respon emosi yang berlebihan terhadap sesuatu, memaksakan untuk mengikuti atau mendapatkan sesuatu, dan lain sebagainya dan lain sebagainya. Panjang bener deretannya kalau diingat-ingat. Ukuran…

  • GRATEFUL MOMENT

    Belakangan ini saya sedang sering berhubungan dengan rumah sakit, utk treatment kaki saya yang terkena plantar fasciitis dan radang sendi di jari tangan. Jarak yang cukup jauh antara RS dan domisili, membuat saya kadang merasa kelelahan dengan proses pengobatannya. Akan tetapi, dibalik kelelahan ini ada sesuatu yang sangat saya syukuri. Kemarin sore, saat pulang dari…

  • | | |

    TENTANG MEMBACA

    Belakangan ini saya sedang mencoba ‘membaca’ kecenderungan saya membaca. Dulu saya senang sekali membaca novel. Satu pekan bisa habis satu novel. Kalau beli buku, yang dibeli novel. Jaman mahasiswa, berkunjung ke rumah Amalia Yunus macam ke surga dunia. Novelnya banyak, bisa baca di tempat, bisa pinjam, sepuas-puasnya. Ikut antrian baca novel Harry Potter yang sedang…

  • KESULITAN

    Dalam sesi-sesi percakapan dengan beberapa teman yang sedang menjalani ujian hidupnya masing-masing, saya menemukan bagaimana seseorang tumbuh dalam kesulitan. Menjadi pribadi yang lebih tenang, humble, lebih welas asih pada orang lain. Saya juga melihat tumbuhnya empati yang besar, ketidakinginan lagi mengurusi dan menilai hidup orang lain. Kesulitan hidup tampaknya berhasil mentransformasi teman-teman saya, atau mgkn…

  • | |

    SAMPAI AKU MENGERTI, IBU

    Saat membaca buku Empat Arketipe karya Carl Gustav Jung, saya sangat terkesan dengan bagian archetype Ibu. Dalam teori Jung, sosok ibu merupakan sesuatu yang kompleks. Ia adalah representasi dari sesuatu yang agung, penuh welas asih dan kerahiman, namun juga bisa menjadi sosok yang kelam, seperti palung dalam yang menyimpan hal-hal suram dan tak terbayangkan. Kontras…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *