PROSES

Pernah suatu kali saya merasa kecewa dengan diri saya sendiri karena tidak melakukan apa yang saya yakini. Ada masa-masa saya merasa dipenuhi hawa nafsu, marah pada keadaan, kecewa dan mengeluh dengan banyak hal. Hal ini membuat saya sedih dan merasa putus asa, karena sangat jauh dari gambaran mu’min yang baik, yang saya yakini saat ini. Hingga suatu kali saya tersadar bahwa masa gelap dan terang adalah juga dariNya.

Ada masa-masa dimana semua terasa mudah, terang benderang dan begitu tenang. Itu adalah hadiah. Akan tetapi, saat hati terasa gelap pun, diliputi banyak kesempitan, itu seharusnya juga dimaknai sebagai pelajaran dariNya.

Bahwa ketidakhadiranNya dalam segala hal sungguh akan mengacaukan situasi. Dia sedang memperlihatkan, bedanya antara terang dan gelap, tenang dan kacau, dipandu dan tidak dipandu.

Dia sedang memberi tahu rasanya saat cahaya yang sedang memimpin atau hawa nafsu yang sedang memimpin. Dia sedang mengajarkan ‘rasa jiwa’ pada saya dan dampaknya bagi hidup saya.

Setelah pemahaman ini saya kembali menata hati. Memohon jika saat-saat gelap datang, saya dikuatkan kembali. Meminta dibantu saat jiwa saya dibajak oleh hawa nafsu dan kekerdilan akal lahir saya sendiri. Tidak ada yang sungguh-sungguh bisa selamat, termurnikan, tanpa pertolonganNya.

Pemahaman baru ini membantu saya untuk menerima proses. Menjadi seorang mu’min sejati, orang beriman yang dengan iman sebenar-benarnya yang menuntun itu, bukan jalan sekali waktu. Dia berbolak balik, berayun ke kanan dan kiri.

Sebagaimana sebuah proses, dia tentulah tidak dalam sekali jadi. Akan ada sakitnya, akan ada senangnya. Akan ada gundah gulananya, namun juga akan ada tenangnya. Akan tetapi, semoga semakin hari semakin rasa tenang yang melingkupi.

#proses

#mu‘minsejati

Similar Posts

  • | | |

    CAHAYA

    “Ya Allah jadikanlah cahaya dalam kalbuku, cahaya dalam lisanku, cahaya dalam mataku, cahaya dalam pendengaran ku. Cahaya pada sebelah kanan kiri ku, cahaya dari atasku dan dari bawahku. Nur dari depanku dan dari belakangku. Serta jadikanlah nur dalam jiwaku (nafs-ku), dan besarkanlah cahaya untukku.” -Mukhtarul Ahadist hal 79- Hati yang selalu bergemuruh, tidak akan melihat…

  • |

    Cerita tentang Gym

    Dulu nge-gym itu konotasinya gak terlalu baik di kepala saya. ‘Ngapain sih nge-gym, nanti jadi sokot’ (sokot’=berotot, bahasa Bengkulu), begitu saya berpikir kalau lihat yang nge-gym. Sampai kemudian saya dihadapkan pada kenyataan, meskipun sudah olahraga teratur, otot badan saya cenderung masih lemah, terutama daerah kaki. Saya masih suka lelah jika berjalan jauh, masih gampang sakit…

  • | | |

    AI DAN TANTANGAN MASA DEPAN INTERAKSI MANUSIA

    Beberapa pekan ini timeline media sosial saya sedang ramai dengan cerita teman-teman dalam berinteraksi dengan AI, khususnya Meta AI. AI yang satu ini menimbulkan ketertarikan khusus karena interaksi lewat WA yang sudah dikenal sebelumnya, memudahkan audiens untuk menggunakannya. Dibanding model AI lain seperti ChatGPT, Meta AI terasa lebih familiar dan lebih mungkin dipergunakan secara luas….

  • | | |

    FATAMORGANA

    Dan kamu tahu, Ratusan purnama berlalu, Ribuan cahaya datang dan pergi. Apakah dia meninggalkan jejak yang sama? Atau setidaknya menghapus luka? Kesedihan, gembira, duka, lara. Semua tipu daya. Sakit, senang, luka, dan nyaris binasa. Semua itu fatamorgana. Dia hanya semu belaka. Jadi harusnya kukembalikan lagi saja padaMu, Untuk dibuang habis.

  • | | |

    KEBAIKAN HATI

    Rabu sore menjelang maghrib, dengan langkah tergesa-gesa aku memasuki pelataran mall menuju salah satu klub kebugaran dimana aku terdaftar sebagai anggota-nya. Waktu sudah menunjukkan jam 6 kurang dan waktu maghrib sudah tiba. Hari ini aku ingin mengikuti salah satu kelas yang belum pernah ku ikuti sebelumnya. Aku lirik jam di handphone, masih ada waktu untuk…

  • | |

    HIROSHIMA DAN KEJAHATAN MANUSIA

    Delapan puluh tahun lalu, pagi itu hidup berjalan sebagaimana biasa bagi sebagian besar dari mereka. Anak-anak berangkat ke sekolah, orang tua bekerja, sebagian tinggal di rumah untuk mengurus rumah. Anak-anak berlarian, remaja bercengkrama, orang dewasa mungkin dipusingkan dengan beban hidup di masa perang. Tidak ada yang menyadari bahwa sebentar lagi kehidupan di kota ini akan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *