PENGATURAN ALLAH

Satu nasihat yang saya selalu ingat dari kakak seperjalanan adalah ‘belajar melihat Allah dalam setiap urusan. Kalau tidak, bisa habis kita, bergumul dalam keluhan-keluhan’. Urusan di sini termasuk semua peristiwa yang dihadirkan. Menyenangkan atau tidak menyenangkan. Indikasinya salah satunya tidak marah-marah, tidak mengeluh, ketika sesuatu berjalan tidak sesuai keinginan.

Apakah ini mudah? Jelas nggak mudah. Dalam perjalanan ke Surabaya kemarin, berkali-kali tekad untuk belajar melihat Allah dalam setiap urusan ini, dihadirkan. Mulai dari penerbangan yang telat dua jam. Tiba di Surabaya, jauh dari rencana semula, sudah lewat isya. Proses check in yang bertele-tele hingga kamar yang tak sesuai pesanan.

Saat proses pulang kembali harus menghadapi situasi yang tidak menyenangkan. Taksi yang berputar-putar sehingga membuat kami telat sampai bandara, harus reskedul tiket, kehilangan sekian dana, hingga proses terbang yang lagi-lagi mundur 1,5 jam dari yang direncanakan.

Yang lucu adalah, seberapapun kami menghindar untuk tiba di Jakarta saat gelap -dengan memesan tiket lebih awal dan menghindari maskapai tertentu yang track recordnya ‘hobi telat’-, namun ternyata kami tetap tiba malam hari. Berangkat tepat di jam yang kami hindari.

Bahwa kendali bukan di tangan saya, itu jelas diperlihatkan sekali. Bagaimana saya menghadapi situasi tidak menyenangkan ini? Kemana wajah saya menghadap? Apakah saya melihat Dia dalam pengaturan pulang ini? Apakah hati saya masih mengeluh dan marah-marah? Itu adalah pertanyaan berikutnya.

Saya bersyukur perilaku agresif dan marah-marah saat situasi tidak sesuai keinginan, sudah jauh berkurang. Tapi perasaan kesal masih terasa di hati. Harus diistighfari. Semoga Dia berkenan melapangkan dada selapang-lapangnya, atas peristiwa apapun yang dihadirkan. Sehingga akhirnya kita berhak dianugerahi jiwa yang Muthmainnah, dalam mengarungi kehidupan.

Similar Posts

  • | | |

    PILIHAN HIDUP

    Hidup itu adalah rangkaian konsekuensi dari pilihan yang kita ambil. Dulu saya sangat percaya dengan kalimat ini. Tapi sekarang, saya menyakini, bagi orang beriman pilihan hidupnya bukan dia yang menentukan. Ada Allah sebaik-baik pembuat pilihan. Berserah diri pada hakikatnya menyerahkan pilihan ini padaNya. Melalui doa, istikharah, munajat panjang, pengambilan keputusan tidak lagi berdasarkan akal semata….

  • | | |

    BELAJAR LEWAT MENDENGARKAN

    Saya telah beberapa kali menulis tentang mendengar aktif dan manfaatnya—baik dalam interaksi sehari-hari maupun di dunia sales dan bisnis. Kita sudah memahami bahwa mendengar aktif memberi dampak positif bagi orang lain. Ia bisa sangat membantu mereka yang sedang dalam kesulitan. Dalam konteks bisnis, mendengar aktif membantu klien lebih memahami kebutuhannya, yang pada akhirnya juga berdampak…

  • KATA-KATA

    “Gw ingat Lo pernah bilang …”, “Seperti yang Lo pernah bilang ke gw ….” Beberapa kali di beberapa kesempatan yang berbeda, dengan orang yang berbeda-beda, saya mendengar kalimat ini dilontarkan. Beberapa kalimat yang saya sampaikan pada orang lain, entah berupa refleksi hidup, sharing, hikmah, nasihat, pengingat, dll terekam dalam ingatan mereka, dan dijadikan penguat dalam…

  • | |

    RAMADHAN SAYA

    Saya dibesarkan di sebuah perkampungan padat penduduk dengan aktivitas keagamaan yang cukup intens. Saat kecil, Ramadhan adalah bulan yang paling saya nantikan. Puncak kegiatan keagamaan di lingkungan ini berlangsung sepanjang Ramadhan hingga beberapa hari setelah Idul Fitri. Lingkungan tempat saya tinggal dipenuhi beragam kegiatan, yang diikuti baik oleh orang tua maupun anak-anak. Suasananya mirip ‘Pesta…

  • | | |

    FATAMORGANA

    Dan kamu tahu, Ratusan purnama berlalu, Ribuan cahaya datang dan pergi. Apakah dia meninggalkan jejak yang sama? Atau setidaknya menghapus luka? Kesedihan, gembira, duka, lara. Semua tipu daya. Sakit, senang, luka, dan nyaris binasa. Semua itu fatamorgana. Dia hanya semu belaka. Jadi harusnya kukembalikan lagi saja padaMu, Untuk dibuang habis.

  • | | |

    KUTIPAN AYAT

    Dan Dia ciptakan padanya gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dan kemudian Dia berkahi, dan Dia tentukan makanan-makanan (bagi penghuninya) dalam empat masa, memadai untuk (memenuhi kebutuhan) mereka yang membutuhkannya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu msh merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: ‘Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *