TENTANG THARIQAH
Dahulu kala, saya bukan org yg memandang tasawuf atau thariqah dengan pandangan positif, krn buruknya informasi ttg thariqah dijejalkan di kepala saya. Hampir sebagian besar menganggap thariqah itu sesat, tidak sesuai dgn ajaran islam, tanpa benar2 pernah mencoba mempelajarinya.
Harus diakui, ada thariqah yang melenceng, tdk menjalankan syariat dengan baik, hanya semacam asah aspek batin saja, yang rentan sekali dgn godaan iblis di dalamnya. Tapi, thariqah yang dibentengi dengan syariat yang benar, akan menghadirkan wajah islam yang rahmatan lil’alamin. Ketika tiga pilar Ad-Diin ditegakkan, Iman-Islam-Ihsan, maka agama sebagai petunjuk akan benar-benar hadir. Kenapa demikian? Karena aspek ihsan ini yang seringkali terlupakan dalam penerapan ajaran islam.
Aspek ini yang menekankan pada olah batin, olah rasa, sehingga alih-alih sibuk utk membereskan ‘kesalahan’ org lain, maka seorang pejalan akan cenderung duduk diam ‘meneliti’ ke dalam kondisi batinnya. Kenapa saya melakukan ini? Untuk apa? Kenapa saya bekerja? Kenapa saya menulis status ini? Apa yang jadi motivasinya? Apakah motivasi ini akan memperbaiki aspek jiwa saya, atau malah membuat saya semakin jauh dari diri sejati saya sebenarnya, krn begitu kuatnya pengaruh hawa nafsu.
Olah jiwa (ihsan) yang dibantu pagar syariat dan iman yang kuat, membantu menghadapi setiap takdir dengan benar (atau setidaknya berusaha menjadi benar). Dalam perjalanannya, hal ini tidaklah mudah dilakukan sendirian, sehingga disanalah butuh dibantu oleh seorang guru dan juga jama’ah, yang menjadi cermin perjalanan.
Pertanyaannya siapakah guru sejati itu? Saya tidak akan memberitahukan pada kalian apa yang saya yakini saat ini, bukan kapasitas saya utk melakukan itu. Saran saya mintalah padaNya dengan sungguh-sungguh, insyaAllah Dia yang akan mengirimkan padamu. Mudah-mudahan kita semua menemukan kesejatian agama ini, sehingga tidak ada lagi apriori yang lahir karena wujud islam yang keras, tidak ramah, dan (kadang) bahkan mengerikan .