| | | |

Tentang Cinta

Hari ini dalam perjalanan pulang ke rumah dari TPS, saya mempelajari suatu hal yang menarik tentang cinta. O iya, saya kebetulan mencoblos tidak di domisili saya sekarang karena entah bagaimana, meskipun KTP dan KK sudah pindah, namun saya tetap terdaftar di DPT domisili lama. Anyway, Alhamdulillah saya tetap bisa mencoblos.

Dalam perjalanan pulang, driver taksi memutar lagu Kahitna. Tentu sebagai penggemar band mellow romantis ini sejak jaman putih abu, saya menikmati sekali. Menyimak lagu-lagu ini sambil berusaha mindful dengan sekitar. Melihat jalan yang dilalui, apa yang ada di sekitar. Gak banyak pikiran ke sana kemari.

Gak berapa lama sampai pada suatu lagu yang mengingatkan saya pada seseorang. Memang sayangnya lagu-lagu Kahitna ini relate dengan beberapa kisah cinta di masa lalu. Pikiran terlempar ke masa-masa itu, dimana cinta jadi semacam perasaan yang sulit dikendalikan dan seringkali tak masuk akal. Menggebu-gebu dan cenderung mematikan hati. Menyedihkan sekali.

Lalu pikiran saya kembali ke masa sekarang. Saya berefleksi kembali. Ada perbedaan mendasar antara rasa cinta di masa ini dengan masa lalu. Cinta yang tidak lagi menggebu-gebu, namun jauh lebih tenang. Saya tidak tahu apakah ini karena pengalaman hidup atau memang pertumbuhan jiwa yang membuat cinta pada manusia menjadi berbeda. Pemahaman yang membuat saya menyadari, cinta pada manusia itu rentan sekali. Rentan menjadi hijab diri yang tebal pada kebenaran.

Rasanya sangat berbeda sekali ketika belajar menempatkan cinta dalam kerangka yang lebih besar. Pasangan bukan lagi jadi yang segalanya, yang membuat kita jadi terluka ketika harapan tidak terpenuhi. Tapi di sisi lain kitapun mencintainya dengan sepenuh hati, menyayanginya sebagai belahan jiwa. Memandangnya bukan lagi sebagai satu-satunya sumber afeksi, namun teman untuk berjalan bersama.

Mungkin seperti kata Guru saya, dalam pernikahan ini saya akan belajar tentang cinta. Memahami cinta sesuai pada tempatnya. Memahami cinta sesuai dengan kadarnya. Tidak kekurangan dan juga tidak berlebihan. Semoga saya sedang dibimbing ke arah sana.

Semoga semuanya pada akhirnya mengantarkan pada hakikat Cinta yang sebenar-benarnya.

Amin ya Rabbal ‘alamin.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *