| |

TEMAN

Kadang saya pikir, seseorang terus melakukan kebiasaan buruk simply karena mereka gak tahu bagaimana cara mengubahnya, atau gak punya contoh untuk berlaku sebaliknya.

Seseorang yang hobi marah, reaktif, ya mungkin karena model di sekitarnya begitu, sehingga merasa gak ada yang salah dengan itu, sampai kemudian menemukan lingkungan/orang yang berperilaku sebaliknya.

Seseorang yang mungkin pola hidupnya suka-suka, ya mungkin karena memang tidak ada aturan yang jelas di keluarganya, sehingga gak tahu juga bahwa hidup teratur akan berbeda rasanya.

Contoh perilaku baik itu penting memang. Kalau gak didapat dari orang tua atau lingkungan terdekat, mungkin bisa dari lingkungan pergaulan lain. Buat saya pribadi berteman dengan banyak orang dengan kebiasaan yang berbeda-beda, membuat punya perbandingan dan contoh lain dalam hidup.

Ada teman yang hobi menjamu orang, mengirimkan makanan, dll, menjadi contoh utk berlaku yang sama karena ternyata diperhatiin itu enak juga ya. Ada teman yang hobi olahraga, keliatannya seger terus, jadi pemacu untuk ikut olahraga juga, karena malu liat dia kok seger, saya kok suka layu.

Ada teman yang baikkk hati banget, humble, perenungannya dalam, berusaha taat dalam hidup sehari-harinya, membuat saya berpikir, wah aku kok gak sampe sana pemaknaan hidupnya.

Ada teman yang pekerja keras, selalu ‘to the max’ kalau mengerjakan sesuatu, membuat saya berpikir duh aku kok kayaknya gak semaksimal itu dalam berusaha, masih banyak magernya. Dan banyak lagi contoh lainnya.

Banyak teman banyak rejeki. Buat saya mungkin itu maksudnya. Setiap orang membawa khasanahnya masing-masing, kelebihannya masing-masing. Makin banyak cermin semakin terlihat apa yang harus diperbaiki, makin banyak contoh untuk mengembangkan diri.

Jadi, terimakasih banyak untuk yang sudah mau berteman dengan saya selama ini ya. Tanpa kamu sadari, mungkin kamu sudah menjadi sumber inspirasi untuk menjadi lebih baik lagi.

Similar Posts

  • Perhatikan Apa yang Kamu Makan

    Kata-kata ini sering terngiang belakangan di benak saya, pasca percakapan dengan seorang sahabat. Sahabat ini bercerita tentang bagaimana sebuah program pengembangan diri untuk para leader di salah satu perusahaan besar, melibatkan intervensi makanan juga di dalamnya. Para leader yang mengikuti program ini diminta untuk membuat semacam food diary yang harus diisi secara teratur. Dari food…

  • | | | |

    SENDIRI

    Sejak anak-anak tumbuh besar dan mulai ada aktivitas sendiri, waktu untuk diri sendiri saya menjadi lebih banyak. Anak pertama yang merantau dan relatif mandiri sekarang terpisah negara. Anak kedua yg menginjak usia remaja, mulai senang beraktivitas dengan teman-temannya. Sesekali dia ijin menginap di rumah teman, atau sebaliknya teman menginap di rumah kami. Suami juga tidak…

  • | | |

    AI DAN TANTANGAN MASA DEPAN INTERAKSI MANUSIA

    Beberapa pekan ini timeline media sosial saya sedang ramai dengan cerita teman-teman dalam berinteraksi dengan AI, khususnya Meta AI. AI yang satu ini menimbulkan ketertarikan khusus karena interaksi lewat WA yang sudah dikenal sebelumnya, memudahkan audiens untuk menggunakannya. Dibanding model AI lain seperti ChatGPT, Meta AI terasa lebih familiar dan lebih mungkin dipergunakan secara luas….

  • PEMAHAMAN

    Orang-orang yang mengenal saya di fase remaja awal hingga remaja akhir, mgkn akan mengingat saya sebagai pribadi yang ‘shalihah’. Berkerudung panjang, aktif ikut pengajian, nyaris tak pernah absen ke masjid, mengajar mengaji anak-anak, sangat membatasi pergaulan dengan laki-laki, nyaris tak pernah lepas Dhuha, tahajud, tilawah Qur’an setiap hari. Sangat hati-hati mendengar musik dan cenderung mengharamkannya…

  • | |

    BUSYRAN (KABAR GEMBIRA)

    Dari dulu saya sering mendengar ungkapan Al-Quran dan para Rasul membawa kabar gembira dan juga obat. Meskipun gak terlalu paham apa maksudnya, biasanya saya mengangguk-angguk saja. Padahal dalam hati bertanya, apa itu busyran ya? Busyran dalam hal apa? Pemahaman saya dulu terkait busyran ini hanya sebatas membawa kabar tentang Surga Neraka. Tentang segala sesuatu akan…

  • | | |

    FATAMORGANA

    Dan kamu tahu, Ratusan purnama berlalu, Ribuan cahaya datang dan pergi. Apakah dia meninggalkan jejak yang sama? Atau setidaknya menghapus luka? Kesedihan, gembira, duka, lara. Semua tipu daya. Sakit, senang, luka, dan nyaris binasa. Semua itu fatamorgana. Dia hanya semu belaka. Jadi harusnya kukembalikan lagi saja padaMu, Untuk dibuang habis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *