| |

Rezeki

Teman saya, tadinya seorang single parent, sempat terjerumus dalam hutang yang cukup besar jumlahnya. Sebagai seorang single fighter yang membesarkan anak-anak dengan nyaris tanpa dukungan finansial dari mantan suami, posisinya menjadi sangat rentan karena harus berjuang seorang diri.

Kesempatan apapun yang datang, yang sekiranya dapat menambah penghasilan, atau terlihat seperti peluang besar, nyaris tidak pernah dilepaskan. Bakat wirausaha di satu sisi membantunya melihat peluang dan gigih mengejarnya, namun di sisi lain juga menjerumuskan dan membuatnya jadi kurang membaca diri.

Beberapa tahun ini kondisinya membaik. Dalam satu percakapan, dia mengatakan bersyukur melepaskan beberapa kerja sama bisnis, bahkan merelakan salah satu bisnis yang lama dia rintis untuk ditutup. Dia mulai fokus menjalani bidang yang disukainya sekarang, setelah perenungan yang panjang. Bidang ini sebenarnya juga sudah dia jalani beberapa tahun belakangan ini, namun tidak menjadi fokus utama. Bidang ini dia pilih karena terasa lebih sesuai dengan nature-nya, yang senang bertemu dengan orang dan menjadi penghubung antar orang. Karena lebih sejalan dengan nature dirinya ini, segalanya terasa lebih mudah, rezeki pun terasa lebih mengalir. Singkat cerita, satu persatu kesulitan finansial yang dialami pun terurai.

Berkaca dari pengalaman teman saya ini, kita dapat melihat bahwa kadang kala kesulitan datang karena kita kurang membaca diri. Dalam situasi yang terjepit terutama, kadang kala kita cenderung untuk bersegera mencari jawaban atas permasalahan. Kita mengambil semua kesempatan, kadang tanpa membaca keadaan. Hal ini membuat kita tidak jarang terjerumus dalam masalah baru yang semakin menyulitkan.

Tidak semua kesempatan yang datang baik untuk kita. Mungkin baik buat orang lain, namun belum tentu baik buat kita. Jalan yang terbuka buat orang lain, belum tentu jalan yang sama untuk kita. Seringkali dalam situasi sulit, yang dibutuhkan adalah berhenti sejenak, melihat ke dalam, bersikap jujur terhadap kekurangan diri, banyak beristighfar dan berefleksi. Dalam situasi ini juga dibutuhkan kesadaran tentang apa yang ada di tangan yang sedang dimudahkan, yang mungkin akan membantu kita keluar dari persoalan. Memohon petunjuk pada Allah, alih-alih mencoba menyelesaikan masalah sendiri dengan apa yang hadir, merupakan hal utama yang harus kita lakukan. Karena rezeki sejati itu, seperti kisah Nabi Ismail, ada di bawah kaki kita sendiri. Ketidakmampuan membaca diri seringkali jadi penghambat kita menemukannya.

Similar Posts

  • POLIGAMI

    Why I marry him?Pertanyaan ini datang bertubi-tubi saat saya memutuskan untuk bersedia menikah dengannya. Trust me, itu bukan keputusan mudah. Butuh waktu bermalam-malam, penuh keraguan, kebingungan, kekhawatiran sebelum mengatakan ‘i do’. Bukan ‘iya’ yang ajeg, tapi penuh kegalauan yg sewaktu-waktu bisa berubah di detik terakhir. Segalau itu? Iya segalau itu. Apakah saya tidak mencintainya? Saya…

  • | |

    CERITA DARI TANAH PAPUA (3): PERJALANAN YANG MENGGUGAH HATI

    Hari kedua bersama guru-guru Sekolah Asrama Taruna Papua menjadi hari yang paling mengesankan untuk saya, karena pada hari itu kami berkesempatan mengunjungi langsung sekolah asrama ini dan berinteraksi lebih jauh dengan anak-anak. Training hari kedua berjalan lancar. Guru-guru membawa buku yang menarik bagi mereka untuk praktik langsung bagaimana membaca buku dengan teknik SQ3R. Tanya jawab…

  • | | | | |

    Perempuan dan Fitrah

    Libur akhir tahun lalu aku menghabiskan waktu nyaris dua Minggu di rumah saja. Beberapa meeting direskedul, juga ada training yang ditunda pelaksanaannya, sehingga membuat libur akhir tahun ini benar-benar tanpa beban. Selama nyaris dua Minggu itu aku menghabiskan waktu dengan beragam urusan domestik. Beberes rumah, menata rumah yang memang baru kutempati tahun lalu, memasak dan…

  • |

    Perjalanan 3 Curug

    Awal tahun ini kami isi dengan eksplorasi 3 Curug di Kawasan Nasional Gunung Halimun Salak, Bogor. Setelah semalam sebelumnya camping di salah satu camping ground di kawasan yang sama, paginya kami menyusuri kawasan sekitar hutan menuju objek wisata 3 Curug ini. Menghabiskan waktu kira-kira dua jam, dengan jalan menanjak menurun, Alhamdulillah akhirnya kami bisa melihat…

  • | |

    KONTRAS

    Awal bulan lalu grup renang yang saya ikuti mogok berenang sebagai bentuk protes karena air kolam yang belakangan sering kotor. Kami memang beramai-ramai menyewa kolam renang di hari tertentu dan membookingnya di awal bulan. Awal februari ini, grup ini memutuskan untuk tidak membooking seperti biasa sebelum air kolam kembali jernih. Alhamdulillah pemilik kolam cukup responsif…

  • |

    HARUS

    Beberapa hari yang lalu saat sedang mempersiapkan diri ke kelas yoga, saya tiba-tiba sadar tidak menyiapkannya dengan hati riang. Rasanya lebih ke arah terpaksa karena ‘harus’. Saya harus yoga, harus berenang, harus olahraga, agar badan saya tetap fit atau tidak memburuk kondisinya. Harus harus harus. Saya kemudian bertanya-tanya kalau olahraga tanpa senang hati begini, kira-kira…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *