ORANG-ORANG SUCI

Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah postingan di IG, tentang kisah seorang Nenek/Mbah yang mengetuk hati saya. Beliau ini tuna netra, sehari-hari mencari nafkah dengan berjualan tempe di pasar. Dari hasil berjualannya ini, beliau setiap hari hanya mengambil 50 ribu rupiah, dan sisanya disedekahkan ke masjid. Berapapun hasil yang beliau peroleh hari itu.

Pernah suatu kali, beliau mendapatkan uang 350 ribu rupiah, karena banyak yang melebihkan uang pembeliannya. Beliau tetap mengambil hanya 50 ribu dan memberikan sisanya ke masjid.

Lain waktu saya mendengar kisah lain, tentang seorang guru mengaji (sufi) yang lurus hatinya. Suatu kali selesai memberikan pengajian, pihak yang mengundang memberikan sejumlah uang dengan pesan ‘untuk uang becak’. Apa yang kemudian terjadi? Guru mengaji ini memberikan semua uang tersebut untuk si tukang becak yang mengantarnya.

Ada juga cerita tentang seorang sufi, yang diberikan hadiah sarung oleh sejumlah salik dengan pesan, ‘untuk dipakai di hari lebaran’. Beliau kemudian benar-benar menunaikan amanah ini dan bergantian mengenakan sarung-sarung pemberian ini di hari lebaran.

Hati saya terkesima membaca kisah-kisah ini. Mereka ini orang-orang yang ada di sekitar, nyata, masih hidup atau pernah hidup. Bukan cerita dari masa lalu nan jauh dan tidak dikenali orangnya. Orang-orang yang hatinya bersih, tidak lagi ada banyak keinginan, bahkan ketika dunia sudah di tangan. Orang-orang yang langka di tengah kehidupan yang kompetitif dan seringkali menuntut untuk menunjukkan ‘aku’, ‘milikku’ dan ‘pencapaianku’. Orang-orang berhati lurus, apa adanya, tanpa tipu daya.

Saya malu membacanya. Saya kemudian berkaca pada diri saya sendiri dan mendapati diri saya masih jauh dari ini. Saya yang katanya ‘pejalan’ ini masih dipenuhi banyak keinginan di hati. Saya juga belum tentu kuat ketika dunia dihadirkan di hadapan saya, atau digoda dengan kesempatan, saat ada kebutuhan fisik maupun psikologis. Pantas saja Allah masih belum berkenan ber-‘tajalli’ (bertahta) karena masih dunia dengan segala rupa tipu daya-nya bertahta di hati.

Ya Allah ampunkan dan lindungi kami.

Similar Posts

  • | | |

    JUMBO: KETIKA HIDUP BERJALAN TIDAK IDEAL

    Bagaimana jika hidup berjalan tidak ideal? Pertanyaan ini muncul di benak saya saat menonton Jumbo, sebuah film animasi yang sedang menarik perhatian. Tokoh-tokoh utamanya adalah empat anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak utuh. Don, misalnya, kehilangan ayah ibunya sejak balita dan dibesarkan oleh sang nenek. Nurman, Mae, dan Atta pun tidak tinggal bersama orang…

  • | | |

    Pengetahuan yang Haq

    Tahun 2010-2011 merupakan tahun yang sangat berat untuk saya. Di tahun ini saya mendapat ujian yang membuat dunia saya terasa runtuh saat itu. Kalau diingat kembali, tahun-tahun ini meskipun secara finansial berlimpah ruah, namun hati rasanya sangat sempit dan gelap. Di rentang tahun 2019 ujian yang sama datang kembali. Kali ini meskipun reaksi terhadap peristiwa…

  • MELAMPAUI BATAS

    Ampunkanlah perilaku kami yang melampaui batas… Tiba-tiba ingat potongan ayat/doa tersebut. Makin ke sini saya merasa banyak sekali perilaku saya yang melampaui batas, yang tidak saya sadari. Belanja di luar kebutuhan, respon emosi yang berlebihan terhadap sesuatu, memaksakan untuk mengikuti atau mendapatkan sesuatu, dan lain sebagainya dan lain sebagainya. Panjang bener deretannya kalau diingat-ingat. Ukuran…

  • | |

    CERITA KITA

    Cerita kita singkat saja, Sayang Tak lebih dari dua kepalan. Saat kau asyik menghitung ruasnya, Tak terasa kita tiba di tepian. Cerita kita singkat saja, Sayang Hanya dua kali kedatangan Tuan. Saat kelahiran dan kematian, Diantaranya kita berkelindan dalam kehidupan. Cerita kita singkat saja, Sayang. Cepatlah berbenah, Sebentar lagi waktunya pulang.

  • | |

    BANDUNG

    Bandung buat saya istimewa. Dia adalah penanda titik titik perjalanan. Dua puluh tujuh tahun yang lalu, saya mengunjunginya pertama kali. Bersama beberapa orang sahabat putih abu-abu, menempuh lebih dari 24 jam perjalanan dari Bengkulu. Selepas ujian akhir nasional, sebelum kemudian memulai cerita hidup di Ibukota sekitarnya. Belajar hidup mandiri, terpisah jauh dari orang tua, sebulan…

  • | | |

    TANGGUNG JAWAB

    Beberapa hari ini kami dibingungkan oleh pakaian-pakaian kami yang dihilangkan oleh pihak laundry. Saya memang menggunakan jasa laundry kilo untuk meringankan pekerjaan domestik sehari-hari. Minggu lalu, ketika saya menghitung jumlah pakaian yang dikembalikan, saya agak kaget karena selisihnya hingga 10 potong pakaian. Saya juga tidak tahu persis apa saja, karena masih harus mengecek satu persatu…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *