MINAT BAKAT & HAWA NAFSU

Membaca apa-apa yang Allah hadirkan dan mudahkan hari ini, adalah langkah awal membaca diri kita. Termasuk di dalamnya keahlian, keterampilan, minat, dan segala peristiwa baik maupun buruk.
Terampil dalam suatu hal, kelebihan kita, bakat, apapun namanya, bukan hal yang istimewa. Dia hanyalah alat yang dititipkan Allah utk tugas kita di dunia ini. Mengembangkannya tanpa menunaikan kewajiban ini, tidak akan membawa kebaikan diri.
Setiap orang lahir dengan fitrah diri, termasuk di dalamnya segala kemampuan yang Allah takdirkan utk miliki. Ada org yang pintar mengolah kata, mengolah irama, atau ahli dalam merakit sesuatu. Ada orang yang sangat detail, sangat handal dalam hal-hal yang rutin, namun ada yang tidak.
Perhatikan kemana kecenderungan kita, dan waspada thd apa-apa yg menyertainya. Orang-orang yang berbakat tampil, mungkin akan sangat rentan dengan keinginan utk dilihat. Calon pemimpin mungkin sangat rentan dengan kecenderungan mendzalimi orang lain. Mengembangkan bakat saja, tanpa pengenalan terhadap hawa nafsu yg menyertainya, tak akan membawa kita pada fitrah diri.
Sejatinya, kemampuan diri yang terhubung dgnNya, akan melahirkan citraNya yg mudah dikenali dan dirasakan org lain. Seseorang yg bertumbuh sesuai fitrahnya, akan jadi seruling kosong yang hanya mengalirkan kehendakNya.
Tantangan utk para orang tua pada saat mengembangkan kemampuan anaknya ini, adalah mengenali juga kecenderungan hawa nafsu sendiri dalam mendidik anak. Parenting is a journey. Not only our child’s journey, but it is also yours. Perjalanan tentang pertumbuhan jiwa dan pengenalan diri.
Orang tua yang tidak bertumbuh jiwanya, akan sulit membuat anaknya bertumbuh. Mungkin akan terlihat sukses di dunia, namun tak ada artinya di mata Allah Ta’ala.