|

KAWAH PUTIH

Udah lama pengen ke tempat ini, Alhamdulillah akhirnya kesampaian Minggu kemarin. Sebelumnya pernah ke sini juga, cuma karena hujan deras, akhirnya gak bisa naik ke kawah. Alhasil memutuskan kembali ke Jakarta bersama rombongan.

Perjalanan ke sini memakan waktu yang cukup panjang. Berangkat jam 10.00 pagi, tiba di sini pukul 15.30 sore. Lama banget ya…selain karena memang sempat berenti cukup lama di rest area gara-gara ada yang kebelet di sepanjang jalan layang MBZ 😆, macet juga cukup panjang di sepanjang jalur menanjak. Namun semuanya terbayar begitu melihat pemandangan indah ini.

Pulangnya pun gak kalah seru. Karena macet yang panjang, gmaps mengarahkan ke jalur alternatif yang ternyata jalan setapak sawah ladang orang 😆. Turun naik, menanjak, tikungan tajam, beberapa area kiri kanan jurang. Alhamdulillah Pak suami driver yang cukup handal. Dengan diiringi komat Kamit doa istri dan anak kecil yang duduk di belakang, medan sulit tak terduga itu berhasil dilewati menjelang matahari terbenam. Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah…

Lesson learned nya mending gak usah ngikutin maps kalau gak kebayang medannya. Ikutin jalur biasa aja insyaAllah macetnya terlewati juga. Saran lain: jangan ke sini pas wiken atau hari libur tampaknya. Ruammee euy jalannya. Cek2 maps sebelum memutuskan berangkat.

Apapun itu Alhamdulillah semua terlewati dengan baik. Kami bahagia. Ditambah lagi hotel tempat kami menginap sangat nyaman dan terjangkau sehingga bisa melepas lelah setelah perjalanan panjang dengan tenang.

Terimakasih Pak Suami yang sudah menuruti kemauan istrinya ini untuk singgah sebentar ke sini, sebelum besoknya tandem berdua memandu sesi refleksi di Sekolah Al-Kautsar Bandung. Kebayang capeknya apalagi rencana nyetir gantian akhirnya gagal total karena situasi jalan yang gak memungkinkan. Meskipun capek, tetap senyum dan gak ada kesal dan mengeluhnya.

Terbaiq lah pokoknya.

Similar Posts

  • |

    AYAH

    Di usia yang nyaris kepala 8 ini, Alhamdulillah masih cukup sehat untuk sholat ke masjid. Sesekali ada keluhan di kakinya karena faktor usia. Seingatku, belum pernah operasi besar. Beliau role model yang sangat baik, bagaimana seseorang yang rutin berolahraga, bisa tetap sehat meskipun tanpa diet makanan. Konsumsi makanannya sudah pasti full kolesterol, karena orang Minang…

  • | | |

    Induk Gajah, Pengasuhan, dan Refleksi Diri

    Libur lebaran lalu saya menyempatkan diri menonton drama series Induk Gajah, rekomendasi dari seorang teman. Cerita hubungan ibu dan anak dengan latar belakang budaya Batak dan dibumbui percintaan hasil perjodohan. Drama komedi yang lucu, menarik dan sepertinya juga cukup hits saat ini. Satu hal yang menarik yang tertangkap oleh saya adalah karakter Marsel, yang diperankan…

  • PADA SEBUAH PEMAKAMAN

    Selasa, 25 November 2008, menjelang pukul 4 sore. Langit cerah dan cuaca panas perlahan berubah menjadi mendung saat aku hadir di pemakaman itu. Perlahan-lahan sosok kaku berbalut kafan diturunkan menuju tempat peristirahatannya yang terakhir. Isak tangis perlahan, suasana haru dan sunyi menyelimuti pemakaman. Suara azan dilafazkan dan doa-doa dipanjatkan memohon keridhaan Sang Pencipta untuk menerima…

  • | | |

    PILIHAN HIDUP

    Hidup itu adalah rangkaian konsekuensi dari pilihan yang kita ambil. Dulu saya sangat percaya dengan kalimat ini. Tapi sekarang, saya menyakini, bagi orang beriman pilihan hidupnya bukan dia yang menentukan. Ada Allah sebaik-baik pembuat pilihan. Berserah diri pada hakikatnya menyerahkan pilihan ini padaNya. Melalui doa, istikharah, munajat panjang, pengambilan keputusan tidak lagi berdasarkan akal semata….

  • |

    KAFE KUCING

    Beberapa tahun lalu kami berkesempatan main ke @bilikkucing cat cafe yang ada di Kukusan Depok. Bertemu dengan kucing-kucing lucu sambil menikmati hidangan yang terjangkau harganya. Kafe ini terdiri dari dua lantai, lantai satu untuk makan, lantai dua tempat para meong berdiam. Kita bisa makan juga di lantai dua, sambil bermain dengan kucing. Sebagian besar kucing-kucing…

  • | | |

    CERITA DARI TANAH PAPUA (1): MENEMUKAN KEMBALI MAKNA PEKERJAAN

    Ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di tanah Papua, pulau paling timur Indonesia. Awalnya aku tidak terlalu excited untuk berangkat—mungkin karena faktor usia, atau karena terlalu sering bepergian belakangan ini, membuatku kehilangan semangat untuk menjelajah. Ditambah lagi, kenyataan bahwa kepergian ke Tanah Papua ini akan sangat menyita stamina fisik, karena waktu kunjungan yang sangat padat….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *