| | |

INDONESIA KAYA

‘Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara, dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.’

Isi pasal 33 ayat 3 ini yang terlintas berulang dalam benak saya saat berkunjung ke tempat ini. Selain rasa excited karena eksplorasi tempat baru, namun juga terbersit rasa sedih mengingat besarnya kekayaan alam yang tak berbanding lurus dengan keadaan rakyat.

Tempat ini hanya satu dari sekian banyak site tambang yang ada di Indonesia. Saya pernah berkunjung sebelumnya ke salah satu site yang lebih kecil. Sepanjang ujung Sumatera hingga daerah paling selatan, ada sekian banyak pertambangan. Mulai dari minyak, gas bumi, timah, batu bara. Itu baru hanya dari satu pulau : Sumatera. Kita belum bicara tentang Nikel di Sulawesi, Emas di Papua dan Batu Bara di Kalimantan, dan banyak tempat lainnya. Kita juga belum bicara tentang keindahan alamnya, kekayaan lautnya, tanah yang bisa ditanam sepanjang tahun, yang bisa jadi sumber pendapatan lain negeri ini.

Kita tidak pantas miskin. Sama sekali tidak pantas menyandang gelar negara miskin. Namun kenyataannya kita bukan pemilik kekayaan negeri ini. Anak-anak yang bertelanjang kaki, berjalan sekian kilometer untuk mendapatkan akses pendidikan, masalah air bersih yang terbatas, fasilitas kesehatan yang tak terjangkau, pengangguran yang tertinggi di Asia tenggara, bonus demografi yang jadi ancaman karena rendahnya kualitas SDM, hutang negara yang bertumpuk, kesenjangan sosial yang terbuka, Perguruan Tinggi yang dianggap mewah, hanya beberapa bukti bahwa rakyat bukan pemilik kekayaan negeri ini.

Saya lalu teringat pidato kampanye Pak Prabowo di pemilu sebelumnya, yang menyinggung ttg mengambil alih kekayaan alam kita untuk menyelesaikan banyak permasalahan bangsa. Meskipun wacana itu tidak ada lagi di kampanye terakhir, saya tetap berharap idealisme mu tak mati Pak saat memimpin negeri ini. Semoga Bapak pun tak tega melihat rakyat Bapak mati di lumbung padi. Di negeri yang kaya raya ini.

Semoga Pak.

Similar Posts

  • | | |

    LUKA BATIN

    Dalam ilmu psikologi saya belajar bagaimana mengelola emosi dengan baik. Mulai dari meredam gejala dengan ‘inhale-exhale’, mengubah posisi tubuh saat emosi negatif muncul, hingga mengambil wudhu, mengambil waktu jeda, agar tidak meledak tanpa kendali. Saya juga belajar mengelola emosi dari menerima emosi tersebut, mengakuinya, mencari penyebabnya, hingga mencoba menguasai skill-skill yang dibutuhkan, -seperti komunikasi assertif,…

  • DELAY

    Beberapa waktu ini saya sedang sering melakukan perjalanan keluar kota dengan pesawat udara. Perjalanan ke kota yang berbeda-beda ini dalam rangka tugas kantor, dengan menggunakan maskapai yang berbeda-beda. Sekali waktu saya menggunakan B*tik, lalu Sup*rjet dan juga Cityl*nk. Ada satu hal yang saya sadari hampir seragam saat saya menggunakan pesawat udara, yaitu perkara keterlambatan penerbangan….

  • | |

    Memaafkan Diri Sendiri

    Beberapa hari ini saya menyelesaikan serial baru di Netflix yang sedang booming: Gadis Kretek. Terlepas dari kontroversi tentang serial ini, saya mendapatkan beberapa pelajaran terkait perjalanan hidup manusia, yang menjadi ketertarikan saya belakangan ini. Series ini mengisahkan tentang kisah cinta Soeraja dan Dasiyah, yang dilatarbelakangi tragedi 65 dan juga perkembangan industri kretek di tanah air….

  • |

    Short Trip To Batam

    Ini pertama kalinya saya datang ke Batam. Pulau kecil dekat dengan Singapura ini mengingatkan saya pada trip bertahun-tahun lalu ke Tanjung Pinang. Konturnya mirip, berbukit-bukit naik turun, dengan pemandangan laut di sekitarnya. Kota Batam cukup padat dengan pemandangan gedung pencakar langit di beberapa tempat. Datang sudah menjelang malam, kami menyempatkan diri untuk menikmati suasana malam…

  • |

    CERITA DARI RUANG TUNGGU RUMAH SAKIT

    Tiga orang itu sedang bercakap-cakap seru ketika aku datang dan duduk di kursi di antara mereka. “Harus sering dilatih, Bu. Jangan biarkan ototnya jadi malas,” kata seorang Bapak berusia 52 tahun, menyemangati seorang ibu di kursi roda. Sang ibu datang ditemani anaknya, perempuan sekitar pertengahan 30-an. Mereka sama-sama mendapat ujian stroke di paruh baya. Ujian…

  • 5000 PELAMAR

    Saya ingin melanjutkan cerita tentang proses rekrutmen di kantor saya tempo hari. Jumlah pelamar yang mendaftar tercatat lebih dari 5000, terakhir kali kami memprosesnya. Dari sekian banyak ini, hanya satu orang yang akan mengisi posisi yang ditawarkan. Luar biasa kompetisinya. Bagaimana kami memproses sekian ribu lamaran ini agar tidak menyulitkan dan memakan waktu yang panjang….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *