CATATAN HARI KELAHIRAN

Sebenarnya saya ingin menuliskan ini beberapa hari lalu, saat anniversary pernikahan kami dan selang sehari kemudian hari lahir saya. Dua hari istimewa ini memang qadarullah berdampingan, sehingga mudah merayakannya.
Sudah lama saya tidak terlalu antusias merayakan hari kelahiran. Beberapa tahun ini, setiap kali berulang tahun, rasanya selalu diingatkan akan jatah usia yang berkurang, akan detik waktu yang semakin mendekat pada sesuatu yang pasti untuk semua orang, yaitu kematian. Rasanya lucu saja bersenang-senang, sementara yang dihadapi adalah sesuatu yang besar dan nyata. Rasanya lebih pas untuk berkontemplasi, mengingat kembali sejauh mana sudah berjalan hingga saat ini.
Tahun ini, hadiahnya sangat istimewa sekali. Ulang tahun pernikahan kami bertepatan dengan waktu wukuf di Arafah, ulang tahun saya bertepatan dengan perayaan Idul Adha. Dua waktu besar ini mengajarkan tentang hakikat hidup seorang hamba, yang disimbolkan lewat kisah Nabi Allah Ibrahim AS. Berserah diri dan keberanian mengorbankan hal yang dicintai adalah tema besarnya.
Waktu wukuf adalah saat merenung, saat orang lepas dari atribusi dunia, kembali pada hakikat dirinya. Idul adha adalah hari pengorbanan, melepaskan kemelekatan pada hal yang dicintai, yang menghalangi penemuan esensi diri.
Idul Adha (kalender Muhammadiyah) tahun ini, ulang tahun saya, saya diberikan hadiah kesendirian oleh Tuhan. Di hari besar untuk umat Islam ini, sekaligus hari besar untuk saya pribadi, saya seperti dipaksa merenung. Semelekat apa saya dengan dunia ini? Sepayah apa saya jika harus sendiri?
Beberapa kali peristiwa dalam hidup, benar-benar mengajarkan hal ini. Perceraian, sempat terpisah dari anak, mengalami beberapa kegagalan, menjalani pernikahan poligami, seperti membawa tema yang sama. Mencegah kemelekatan, melepaskan atribusi dunia. Tentu awalnya saya sedih, namun kemudian saya perlahan memahami. Semakin saya merasa sendiri, semakin saya membutuhkanNya. Semakin besar ketergantungan yang diciptakan, semakin rasanya tak berdaya saya. Sungguh Dia Maha Tahu apa yang saya butuhkan untuk pendidikan jiwa saya.
Selamat Idul Adha teman-teman, selamat berkurban dan melepaskan kemelekatan. Semoga kurban kita mengantarkan pada ketakwaan.