ANAK

Kadang sebagai orang tua kita ingin selalu memastikan anak kita bahagia, tercukupi kebutuhannya, terkabulkan keinginannya, jauh dari kesulitan hidup. Kita bekerja keras, bahkan mungkin sangat keras sekali, lupa waktu lupa umur, untuk memastikan bahwa itu tercapai.
Kita lupa bahwa anak adalah milik Tuhan. Dia punya storyline sendiri, yang berbeda dari kita. Kehidupan yang sulit yang Allah hadirkan untuknya, mungkin adalah sebentuk penempaan yang dibutuhkan untuk menghadirkan sifat-sifat baik yang ada dalam dirinya.
Tugas kita sebagai orang tua adalah mendampinginya, menemaninya melalui perjalanan hidupnya. Bukan berarti kita tidak berusaha, bukan begitu. Namun berusaha dengan ketawakalan, jelas beda jauh dengan berusaha seolah-olah segala hasil dan segala kemauan kita untuk hidup mereka, adalah yang terbaik.
Berusaha dengan ketawakalan adalah berusaha keras, dengan tidak melupakan bahwa Dialah pemilik sebenarnya buah hati kita. Gak mudah pasti melihat buah hati melalui masa-masa sulit. Namun satu hal yang mungkin bisa kita jadikan pegangan adalah Dia Ta’ala lebih mencintai anak kita, dibanding kita orang tuanya. Dia lebih tahu apa yang dibutuhkan buah hati kita ini. Porsi kita hanya memohon kekuatan untuknya, dan untuk kita sendiri, dalam menghadapi ujian kehidupan yang harus dia arungi nanti.