RUMAH

Di suatu siang saat sedang menikmati semangkuk mie ayam dengan suami, seorang pengamen masuk dan menyanyikan sebuah lagu utk pengunjung kedai.

Lagunya sepertinya tidak begitu asing buat saya. Liriknya kira-kira begini, ‘wajar bila aku iri, pada kalian, yang memiliki rumah…’ mungkin tidak terlalu tepat namun bercerita tentang kegundahan hati karena tiadanya rumah, tempat pulang. Bukan rumah dalam arti fisik, tapi juga dalam arti psikologis. Tempat pulang.

Saya sedikit tersentak mendengar lagu ini. Ingatan saya terlempar ke beberapa masa yang lalu, saat hati sedang kalut-kalutnya, kehilangan apa yang saya sebut ‘rumah’ saat itu. Bukan nasib saya yang jadi beban pikiran, namun kedua buah hati yang pastilah menanggung rasa kehilangan yang jauh lebih menyakitkan dibanding saya.

Berpindah-pindah tempat, sempat terpisah dengan ibunya, dan pasti kehilangan arah karena keluarga yang tercerai berai. Benar-benar tak terkatakan rasanya menjadi mereka.

Saat ini, ketika mendengarkan lagu itu, saya termenung. Betapa mudah buat Allah mengubah semuanya. Betapa banyak pertolonganNya yang hadir di saat-saat kritis hidup saya. Kondisi anak-anak yang perlahan membaik. Alhamdulillah di tengah prahara dan ketidakpastian hidup, mereka bisa menyelesaikan sekolahnya dengan baik. Mereka tidak berubah menjadi anak yang nakal atau kacau, sebagaimana stereotype anak ‘broken home’.

Puncaknya si Abang berhasil lulus di salah satu universitas negeri di Jepang, dengan beasiswa parsial dari sana. Kami juga kemudian bisa menempati rumah baru, berkumpul bersama lagi dan menikmati hidup sebagai keluarga. MasyaAllah, Alhamdulillah Alhamdulillah.

Kalau bukan karena pertolongan-Nya, rasa-rasanya semua tidak akan bisa terlewati dengan baik. ‘Tangan-tangan’-Nya seperti terjulur setiap kali episode hidup meluncur ke bawah. ‘Tangan’ yang menjadi jaring pengaman dan mengantarkan saya ke jaring pengaman berikutnya. Saya bersaksi, saya tidak melakukan apa-apa sebenarnya. Hanya bertahan dari hari ke hari dan berdoa sepenuh hati memohon pertolongan-Nya. Dia yang melakukan segala-gala-Nya, menata semuanya untuk saya dan anak-anak.

Sungguh Dia ada, Maha Penyayang dan Maha Penolong. Seolah berkata, ‘don’t worry, you are safe with Me.’

Similar Posts

  • | |

    TENTANG KEMATIAN

    What is your biggest fear in life? For me, it is DEATH. Topik tentang kematian bagi sebagian orang bukanlah hal yang menyenangkan untuk dibahas. Begitu juga bagi saya. Ia terasa begitu abu-abu, kelam, dan sulit dipahami. Sebagian besar orang mungkin akan menghindar untuk membahasnya—sama seperti saya dulu. Sayangnya, satu-satunya hal yang paling pasti dalam hidup…

  • AYAT KAUNIYAH

    Jika kita membaca Al Quran, banyak sekali perintah untuk membaca, memperhatikan, merenungi ayat-ayat Kauniyah. ‘Apakah kamu tidak memperhatikan?’, ‘sedikit sekali kamu berpikir’. Kira-kira seperti itu bunyi perintah atau pengingat dari Allah untuk kita tentang ayat-ayat Kauniyah ini. Dahulu saya merasa ayat-ayat Kauniyah cenderung tentang alam semesta saja. Tentang penciptaan langit dan bumi, kejadian di alam…

  • | | |

    NIAT

    Siang itu langit cerah berawan saat saya memasuki salah satu kompleks perkantoran di jantung kota Jakarta. Saya dan salah seorang teman, ada janji meeting dan makan siang dengan salah satu calon klien kami. Lobi gedung terlihat mulai ramai saat saya tiba di sana. ‘Saya sudah di bawah, Mbak.’ Begitu bunyi WA yang saya kirimkan pada…

  • MINDFULNESS

    Pernah berada dalam situasi raga sedang di suatu tempat, tapi pikiran sedang di tempat lain? Saya pernah, sering malah. Saya menyadari ini ketika di suatu pagi yang cerah, di tengah olahraga jalan kaki ringan yang saya lakukan, saya tersadar saya tidak menikmati keadaan. Sepanjang jalan saya sibuk berpikir, harus kemana setelah ini, mau masak apa,…

  • | |

    Ujian dan Pelajaran

    Beberapa waktu ini, anak kedua saya menghadapi ujian akhir di sekolahnya. Sewajarnya anak yang sedang menghadapi ujian akhir sekolah, si kecil ini kadang terlihat stres, khawatir, dan perasaan tidak menyenangkan lainnya menjelang ujian. Salah satu cara saya menenangkannya adalah dengan mengatakan insyaAllah ujian ini ada tanggal berakhirnya, dan itu dia ketahui dengan pasti. Setelah tanggal…

  • CATATAN HARI KELAHIRAN

    Sebenarnya saya ingin menuliskan ini beberapa hari lalu, saat anniversary pernikahan kami dan selang sehari kemudian hari lahir saya. Dua hari istimewa ini memang qadarullah berdampingan, sehingga mudah merayakannya. Sudah lama saya tidak terlalu antusias merayakan hari kelahiran. Beberapa tahun ini, setiap kali berulang tahun, rasanya selalu diingatkan akan jatah usia yang berkurang, akan detik…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *